Suar.ID -Tajir melintir bisa jadi itulah nama tengah Reino Barack.
Pria tampan yang sekarang menjadi suami Syahrini itu memang dikenal dengan kekayaannya yang melimpah.
Tapi di balik kemewahan yang dirasakannya, siapa sangka ada cerita miris di sebagian kecil hidupnya.
Sosok Reino Barack mulai dikenal publik ketika dekat dengan artis Luna Maya.
Namanya jadi sorotan ketika pria keturunan Jepang itu dikabarkan putus dari mantan Ariel NOAH tersebut.
Dan ketenarannya semakin melonjak setelah pengusaha sukses itu menikah dengan penyanyi Syahrini di Jepang.
Walau pernikahan keduanya sempat ditutup-tutupi di awal, toh keduanya akhirnya buka-bukaan juga.
Tak sekadar melonjak ketenarannya, Reino Barack juga tak pernah luput dari sorotan media.
Seperti disebut di awal, sosok Reino Barack sendiri dikenal publik sebagai pengusaha sukses yang kaya raya.
Reino disebut pernah menjabat sebagai wakil presiden di suatu perusahaan, menjadi eksekutif produser Satria Garuda Bima X.
Tak berhenti di situ, Reino juga tengah mengembangkan bisnis di bidang kuliner.
Tak heran jika Reino Barack mampu mempersunting Syahrini dengan mahar mewah serta resepsi bak pernikahan kerajaan.
Dikutip dari Tribun Style, mahar mewah yang diberikan Reino di antaranya berupa cincin berlian, satu set perhiasan, baju, rumah mewah dan masih banyak lagi.
Bahkan setelah menikah Reino Barack tetap mampu menghiasi kehidupan Syahrini dengan kemewahan.
Melihat seluruh kekayaan tersebut, siapa sangka dahulunya Reino Barack pernah bekerja sebagai seorang tukang antar surat.
Seperti yang ia ungkapkan baru-baru ini dalam sebuah tayangan di kanal YouTube medcom id (27/5).
Dalam tayangan tersebut, Reino Barack berbagi cerita pengalaman sulit di masa lalunya dimana ia sempat menghabiskan masa mudanya di negeri orang.
"Jadi saya itu selesai sekolah di Perancis tahun 2007, nah tahun 2005 2006 itu saya magang di Jepang di perusahaan bank investasi. Saya pertama kerja itu umur 20-21 tahun," kata Reino menceritakan pengalamannya.
Selama magang di bank tersebut Reino menceritakan jam kerja yang ekstrim.
"Waktu saya kerja di bank investasi, saya kerjanya itu gila! 06.55 pagi itu saya sudah di meja kerja dengan tiga komputer. Pulangnya itu jam 03.00 pagi, langsung tidur,” lanjutnya.
Bahkan menurut penuturan Reino ia tidak mendapat izin pulang karena sakit pun tak mendapat izin sebelum pekerjaannya selesai.
"Suatu hari, hari Jumat saya ingat banget. Jam satu malam, badan saya sudah panas. Saya tanya sama bos saya, ‘Mohon maaf saya sudah mulai pusing dan demam. Apakah boleh pulang?’ Saya justru ditanya balik, ‘Apakah kerjaan lo udah selesai?’, saya jawab belum. Artinya tidak boleh pulang. Jadi saya tetap stay," cerita Reino.
Selain bekerja di bank investasi, Reino juga mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi tukang antar surat di sebuah perusahaan besar.
Awal masuk ke perusahaan itu Reino tak langsung diberi pekerjaan dan harus mencari pekerjaannya sendiri.
Sempat bingung karena tak ada yang mau memberinya pekerjaan, Reino Barack pun punya ide setelah melihat orang keluar masuk mengenakan baju kuning.
"Saya melihat ada orang keluar masuk pakai baju warna kuning, bawa amplop banyak. Itu mailman, orang yang mengantarkan surat. Saya cegat dan bilang ‘Sorry, lo mau kasih ini ke semua orang yang ada di floor ini kan? Boleh nggak gue yang ngerjain?’" ujar Reino.
“Itu lima hari saya kerjain. Jadi saya pernah satu minggu jadi tukang antar surat,” kenang Reino.
Setelah itu Reino bercerita para pegawai mulai menyadari bahwa ia bukan pengantar surat biasanya. Reino pun akhirnya bisa memperkenalkan diri dan menjelaskan kemampuannya.
Mulai dari itu Reino Barack pun diberi pekerjaan.
Reino Barack juga menceritakan masa terendah dalam hidupnya, yakni ketika ia masih tinggal di Swiss.
Saat itu ia hanya punya satu uang koin di sakunya, dan ia sedang dalam kondisi kelaparan.
"Kalo ngomongin waktu yang paling rendah itu saya ada banyak. Dan waktu saya sekolah di Swiss di kantongnya cuma ada 1 koin, sekitar 50 perak, dan saya benar-benar kelaparan," ceritanya.
Pengalamannya selama tingga dan sempat bekerja di luar negerimembuat Reino Barack sadar bahwa kesuksesan tak pernah mudah, selalu dibarengi dengan usaha keras.
“Jarang sekali saya temukan orang yang hidupnya enak tanpa ada susah-susahnya. Kan ada peribahasa Indonesia yang mengatakan ‘Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian’, nah itu betul sekali,” pungkasnya.
Nah, gimana?
Ternyata perjalanan hidup seorang Reino Barack yang dikenal tajir melintir pun pernah mengalami masa-masa sulit.