Saat itu ia hanya punya satu uang koin di sakunya, dan ia sedang dalam kondisi kelaparan.
"Kalo ngomongin waktu yang paling rendah itu saya ada banyak. Dan waktu saya sekolah di Swiss di kantongnya cuma ada 1 koin, sekitar 50 perak, dan saya benar-benar kelaparan," ceritanya.
Pengalamannya selama tingga dan sempat bekerja di luar negerimembuat Reino Barack sadar bahwa kesuksesan tak pernah mudah, selalu dibarengi dengan usaha keras.
“Jarang sekali saya temukan orang yang hidupnya enak tanpa ada susah-susahnya. Kan ada peribahasa Indonesia yang mengatakan ‘Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian’, nah itu betul sekali,” pungkasnya.
Nah, gimana?
Ternyata perjalanan hidup seorang Reino Barack yang dikenal tajir melintir pun pernah mengalami masa-masa sulit.