Korban enggan keluar rumah dan selalu berdiam diri di rumah karena video panasnya tersebar di kampungnya serta kalangan teman-teman sekolahnya selama ini.
"Kami terus melakukan pendampingan supaya kondisinya tak depresi. Korban selama ini selalu mengurung diri di rumah karena malu," kata Ato.
Selama KPAID terus berupaya agar korban bisa kembali mengikuti aktivitas di sekolah, termasuk mengikuti ujian nasional.
Korban terus didampingi pihak KPAID Kabupaten Tasikmalaya supaya bisa semangat kembali menyelesaikan pendidikannya selama ini.
"Kita terus berupaya supaya korban semangat kembali bersekolah. Apalagi, sebentar lagi akan diadakan ujian nasional kelulusan sekolahnya," ujar Ato.
Peran orangtua pun selama ini dinilai sangat dibutuhkan oleh korban dalam menyelesaikan permasalahan korban.
Apalagi korban masih berusia anak-anak yang perlu sekali pendampingan kedua orangtuanya.
"Kita akan kawal terus kasus ini. Kita juga terus menjalin komunikasi intensif dengan orangtua korban," kata Ato.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul "Fakta Video Panas Siswi MTs di Tasikmalaya, Korban Trauma, Dimintai Uang hingga Diancam Santet".