Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini perbedaan gejala GERD dan serangan jantung.
Rasa nyeri di dada karena serangan jantung biasanya dirasakan sangat berat dan bisa menjalar hingga ke lengan, leher, atau rahang.
Sering kali diikuti pula dengan pusing, mual, sulit bernapas, dan denyut nadi yang tak teratur.
Gejala tersebut biasanya muncul setelah melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, atau adanya gangguan emosional seperti stres.
Sementara nyeri dada akibat GERD umumnya disertai adanya rasa asam pada mulut, tidak diperparah oleh aktivitas fisik, dan tidak menyebar ke lengan atau leher.
Gejala GERD juga disertai dengan sensasi lidah pahit dan perut terasa penuh alias kembung.
Baca Juga: 3 Fakta San Diego Hills, Tempat Peristirahatan Terakhir Ashraf Sinclair dan para Pesohor Indonesia
Berbeda dengan gejala serangan jantung, sensasi perih dan panas di dada GERD dapat semakin parah jika membungkuk, berbaring, atau mengubah posisi yang dapat semakin menaikkan asam lambung.
Jika nyeri dada akibat serangan jantung biasanya bisa bertahan sampai 10 menit sampai rasa nyeri hilang, nyeri dada GERD dapat bertahan sampai 1 jam.
Untuk memastikan penyebab sakit dada karena serangan jantung atau GERD, cobalah minum obat maag sebagai langkah awal.
Jika nyeri dada berangsur-angsur membaik, maka penyebabnya jelas karena asam lambung.
Namun, jika masih ingin memastikannya, pergilah ke dokter atau lakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas medis.