Suar.ID -Beberapa waktu lalu publik sempat dibuat heboh dengan sebuah ujaran kebencian yang diarahkan kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Ujaran kebencian ini diunggah di Facebook oleh sebuah akun bernama Zikria Dzatil.
Kini tersangka ujaran kebencian ini telah berhasil ditangkap oleh polisi.
Terkait hal ini Risma pun memberikan tanggapannya.
Dilansir Tribunnews.com, ia mengatakan kalau tak pernah meminta warga Surabaya untuk melakukan aksi demo agar sang penghina ditangkap.
Risma juga berani bersumpah kalau dirinta tak pernah meminta pembelaan dari siapapun.
"Saya berani disumpah dengan cara apapun, saya tidak pernah menyuruh siapapun untuk membela saya," kata Risma, Rabu (5/2).
Untuk diketahui, sebelumnya sejumlah orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai warga Surabaya menggelar sebuah aksi.
Hal ini dilakukan agar polisi bisa segera menindak pelaku penghina Wali Kota Surabaya ini.
Risma sendiri sempat mengaku kalau dirinya tak memili media sosial.
Ini dikarenakan ia tak ingin menghabiskan waktu karena sibuk menggunakan media sosial.
Ia lebih memilih untuk memikirkan pekerjaannya sebagai seorang Wali Kota Surabaya.
"Saya tidak pernah main medsos, karena waktu saya habis untuk pikirkan Surabaya," ungkap Risma.
Risma sendiri juga mengungkapkan kalau dirinya sering kali mendapat hinaan dari netizen ataupun warganet.
Ia mendapat ejekan yang menyebutkan kalau wajarnya ini jelek dan tak pantas menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Saya diomong, muka saya jelek tidak layak di Jakarta," kata Risma, Rabu (5/2).
Risma pun menegaskan kalau dirinya bukanlah tipe orang yang suka meminta jabatan.
"Bagi saya pantang jabatan untuk diminta," tegas Risma.
Wali Kota Surabaya Sudah Maafkan Pelaku
Risma sebelumnya mengatakan kalau dirinya akan memberikan maaf kepada tersangka yang menghinanya, Zikria Dzatil.
Ia juga mengungkapkan kalau dirinya akan menerima maaf dari tersangka.
Karena menurutnya sebagai manusia harus saling memaafkan.
"Saya maafkan yang bersangkutan. Sebab sesama manusia harus saling memaafkan," ujar Risma.
"Dia sudah minta maaf dan saya wajib memberi maaf. Allah saja memaafkan manusia yang berbuat salah," ungkap Risma.
Sebelumnya tersangka Zikria Dzatil ini menyebut kodok saat banjir di Surabaya pada Januari lalu.
Meski begitu Risma nantinya juga akan memaafkannya.
"Saya dibilang kodok. Coba berpikir jika anak kita, keluarga kita disebut kodok bagaimana? Tapi karena dia minta maaf, saya harus memaafkan," imbuhnya.
Karena dibilang kodok ini juga yang menjadikan alasan dirinya melaporkan Zikria Dzatil.
Risma mengaku tidak terima jika orangtuanya direndahkan, karena ia disebut kodok.
"Pertama yaitu pribadi saya karena kalau saya kodok, berarti orang tua saya kodok, saya enggak kepengen orang tua saya direndahkan," kata Risma, dikutip dariSurya, Rabu (5/2/2020).
"Saya kaget, salah apa saya disebut kodok," jelasnya.
Risma pun menegaskan kalau laporan tersebut atas nama dirinya.
Ia juga mengaku kalai mendapat dorongan dari warga Surabaya untuk melaporkan sang pemilik akun Facebook yang menghinanya.
Ini dikarenakan warga Surabaya merasa tak terima jika pemimpinnya ini dihina.
"Saya laporkan pribadi bukan atas nama siapa pun," tegasnya.
Mulanya Risma sendiri mengaku tak ingin membuka kasus penghinaan ini kepada publik.
Namun karena adanya aksi dari warga Surabaya, polisi pun membuka kasus penghinaan terhadap Risma ini.