Suar.ID - Sudah berbulan-bulan lamanya Fairuz A Rafiq masih berkutat dengan kasus 'Video Ikan Asin' yang membuat hari-harinya berat.
Bahkan, pada perisdangan terbaru kasus tersebut, ia hadir sebagai saksi dan kembali harus mengingat perlakuan tidak mengenakan dari 'Trio Ikan Asin', yang salah satu diantaranya adalah mantan suaminya sendiri.
Istri Sonny Septian itu pun cukup emosional dalam proses persidangan yang digelar pada Senin (27/1/2020) kemarin.
Bahkan, ia sampai mendapatkan teguran dari ketua majelis hakim.
Dibeberkan oleh sang suami, alasan Fairuz begitu emosional lantaran istrinya itu merasa tertekan.
Dalam persidangan yang beragendakan pemanggilan para saksi itu, disebut jika Fairuz dicecar pertanyaan sensitif terkait organ intim oleh pengacara kubu 'Trio Ikan Asin'.
Padahal, untuk menghadapi sidang tersebut istrinya sudah berusaha maksimal mempersiapkan mentalnya.
"Tapi tiba-tiba yang bikin Fairuz drop adalah ketika dari pihak seberang menanyakan pertanyaan yang seharusnya tidak dipertanyakan gitu kan. Karena pertanyaannya itu di luar konteks," kata Sonny.
Melansir dari kanal Youtube MOP Channel, Rabu (29/1/2020), Sonny Septian mengatakan jika kondisi istrinya sudah cukup baik.
Namun, ibu dua anak itu masih kerap menangis secara tiba-tiba.
"Fai alhamdulillah baik-baik aja di rumah, istirahat. Dan dia memang karena keadaannya masih belum stabil jadi dia ngga bisa ngambil kerjaan apapun sekarang masih istirahat di rumah," kata Sonny.
"Masih bengong-bengong, masih nangis sendiri. Nanti tiba-tiba ada kakaknya yang kemarin ngga dateng ke peridangan, (terus) dateng ke rumah, nangis lagi, setiap dipeluk nangis lagi," beber Sonny.
"Ya namanya perempuan, seorang ibu yang dipermalukan seluruh Indonesia, pasti taulah rasanya. Dan harapannya kan kita tidak ingin kan itu terjadi kepada setiap orang gitu," ujarnya.
Sementara itu, psikolog Melisa Grace yang mendampingi Fairuz A Rafiq pun baru-baru ini membeberkan kondisi istri Sonny Septian itu.
Hal itu disampaikannya dalam acara Brownies yang tayang di kanal Youtube Trans TV Official Minggu (2/2/2020) kemarin.
Sebelum mengungkapkan kondisi Fairuz, Melisa lebih dulu menjelaskan jika kehadirannya di acara tersebut adalah atas persetujuan klien dan keluarganya.
Melisa mengatakan jika persetujuan klien untuknya tampil berbicara mengenai kondisinya adalah bagian dari kode etik sebagai psikolog.
"Karena, kenapa ini perlu diungkapkan, karena memang dalam kdoe etik psikologi itu kerahasiaan klien adalah yang pertama,
"Tetapi akan berbeda ceritanya jika klien yang memang butuh didampingi," ungkap Melisa,
Memulai penjelasannya tentang kondisi psikis Fairuz A Rafiq, Melisa mengatakan jika mantan istri Galih Ginanjar itu adalah wanita yang kuat.
Namun, tetap saja Fairuz bisa mengalami keterpurukan saat berada dalam situasi yang tengah dihadapinya.
Sementara itu, menurut Melisa kini Fairuz A Rafiq tengah dalam masa pemulihan.
"Tapi setangguh-tangguhnya orang sometimes juga mengalami masa-masa down.
"Dan sekarang Fairuz dalam masa pemulihan. Kondisi psikisnya sedang dalam kondisi pemulihan, tidak sedang baik-baik saja tentunya," bebernya.
Kondisi Fairuz yang demikian, menurut Melisa karena kasus yang dihadapinya kemudian mengungkit tentang masa lalu rumah tangganya.
Hal itulah yang membuat Fairuz merasa dilecehkan, terlebih dengan kejadian di persidangan kemarin.
"Dia merasa dilecehkan dan kemarin setelah menjalani peristiwa persidangan itu. Rupanya persidangan itu terlalu membuat dia merasa tidak aman secara psikis, gitu,
"Merasa tertekan, juga membuat si subjek atau Fairuz ini merasa dilecehkan untuk yang kedua kalinya gitu,
"Sehingga bisa dipahami bahwa peristiwa yang membuat Fairuz, meskipun dia adalah wanita yang tangguh, terhantam juga psikisnya," ungkap Melisa.
Selain itu, Fairuz yang tengah dalam masa pemulihan itu pun menunjukkan kondisi yang cukup serius.
Hal itu lantaran Fairuz mengalami kejadian traumatik yang membekas untuk mentalnya.
"Dan menurut Mel Fairuz ini sedang dalam masa pemulihan menujukkan gejala-gejala stres yang akut
"Ini biasanya terjadi kepada seseorang yang pernah mengalami suatu kejadian traumatik. Kalau di medis benturan fisik, kalau di psikologi benturan mental," kata Melisa.
Melisa pun menjelaskan apa saja yang bisa dirasakan oleh korban kasus 'Ikan Asin' tersebut.
"Perasaan yang tidak menyenangkan disertai dengan kecemasan, kemudian perasaan negatif terhadap diri sendiri, merasa tidak aman, ingin menghindar dariapapun yang mengingatkannya kepada stressor," katanya.
Bahkan, jika tidak segera ditangani, kondisi Fairuz bisa menjadi lebih parah.
Untungnya, Fairuz melakukan tindakan tepat dengan menemui ahlinya.
"Menurut saya benar tindakan Fairuz untuk menemui profesional untuk segera mendapkan penanganan yang serius,
"Karena bukan tidak mungkin kalau ini juga akan berlanjut ke tingkat gangguan yang lebih parah lainnya," pungkas Melisa.