Tapi kenyataannya, kata dia, hingga akhir tahun lalu, malah terjadi peningkatan prevalensi, mencapai 9,1 persen.
"Artinya, target nasional itu tidak tercapai. Salah satu penyebabnya tentu anak-anak di usia pemula ini mulai mencoba vape," ucap dia.
"Ada akses yang semakin besar bagi mereka untuk masuk dan menjadi pecandu nikotin," pungkas Dianita.
(Azka Ramadhan/Tribun Jakarta)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jogjadengan judul BREAKING NEWS: PP Muhammadiyah Haramkan Rokok Elektrik, Ini Penjelasannya