Pacarnya berpikir bahwa Rebecca datang kepadaya untuk kebutuhan seksual bukan untuk mendapatkan cinta yang tulus.
"Dia menuduhkan selingkuh secara emosional, dia ingin aku merasa bersalah," kta Rebecca.
Ibu tiga anak ini menambahkan bahwa obsesinya terhadap hubungan intim tidak bisa dikendalikan.
"Saya hanya berani tinggal di rumah karena saya malu, karena hanya itu yang bisa saya pikirkan," katanya.
"Itulah pikiran pertama setiap kali saya bangun pagi, saya tidak bisa mengeluarkan pikiran itu dari otak saya," tambahnya.
Menurut Rebecca, berhubungan intim membuatnya merasa lebih semangat, rileks dan santai.
Meskipun sekali main, dia hanya melakukannya selama 5 menit, kemudian selesai.
Semenjak putus dari pacarnya tahun 2014, Rebecca membawa anak-anaknya tinggal bersama ibunya.
Dia menjalani kehidupan pribadi, karena tidak bisa menemukan hubungan yang solid.
Rebecca juga tidak berani keluar dan berinteraksi dengan masyarakat, dan bahkan tidak membuka hatinya kepada siapapun.