Kim sebelumnya telah mengadakan pertemuan empat hari yang jarang dilakukan bersama dengan komite pembuatan kebijakan Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara sejak Sabtu lalu (28/12).
Pertemuan tersebut dilakukan karena AS tidak menanggapi seruan Korea Utara yang berulang kali meminta konsesi sebagai syarat untuk membuka kembali negosiasi.
Melansir dari Reuters, Kim telah memperingatkan bahwa dirinya mungkin harus mencari "jalan baru" jika Washington gagal memenuhi harapannya.
Komandan militer AS menilai bahwa tindakan Pyongyang tersebut dapat mencakup pengujian rudal balistik antarbenua (ICBM), yang telah dihentikannya sejak 2017, bersamaan dengan tes hulu ledak nuklir.
"Tidak ada alasan bagi Korea Utara untuk diikat lagi oleh moratorium uji coba nuklir dan ICBM AS melanjutkan latihan militer bersama dengan Korea Selatan, mengadopsi senjata canggih dan menjatuhkan sanksi sambil membuat "tuntutan seperti gangster," tandas Kim seperti dilaporkan KCNA.
Kim Jong Un berjanji untuk lebih mengembangkan penangkal nuklir Korea Utara tetapi tetap membiarkan pintu terbuka untuk dialog.
Kim juga mengatakan "ruang lingkup dan kedalaman" dialog itu akan dikoordinasikan dengan baik tergantung dari sikap Amerika Serikat.
"Dunia akan menyaksikan senjata strategis baru yang akan dimiliki oleh Korea Utara dalam waktu dekat. Kami akan terus waspada akan pencegah nuklir kuat yang mampu menahan ancaman nuklir dari AS dan menjamin keamanan jangka panjang kami," imbuh Kim.
Sebelumnya, Korea Utara telah meminta Washington menawarkan inisiatif baru untuk mengatasi perbedaan atas program senjata nuklir Pyongyang.