Pelakunya ada kelas IV dan kelas VI, bahkan ada murid SMP,” kata Masjuddin saat ditemui di sekolah, Rabu (11/12/2019).
Pasca viralnya video tersebut, pihak sekolah berupaya mendamaikan antara siswa dan orangtua murid.
Pihak sekolah awalnya meminta keterangan dari warga yang melihat kejadian itu.
Kemudian, dari keterangan tersebut, pihak sekolah sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dengan melakukan kesepakatan damai.
Sebab, pihak-pihak yang berkelahir ternyata karena mereka masih memiliki hubungan keluarga.
Hanipah (42) yang anaknya menjadi korban pengeroyokan mengatakan bahwa dirinya semula tidak mengetahui kejadian tersebut.
“Anak saya cuma bilang kalau dia sudah dipukuli. Malamnya baru saya tahu setelah diperlihatkan video dan di situlah saya mengatakan bahwa ini sudah tidak beres, sudah sadis seperti binatang,” ujar Hanipah.
Proses perdamaian kemudian dilakukan di sekolah dengan dihadiri Lurah, Kapolsek, Bhabinkamtibmas dan semua orangtua siswa.
Pantauan Kompas.com di sekolah, rasa haru muncul saat kesepakatan damai dilakukan. Para pihak yang sebelumnya berlawanan, kini saling berpelukan dan bersedih atas kejadian tersebut.
Hanipah berterima kasih kepada semua pihak dan kepada rekan sesama orangtua atas itikad baik untuk bisa berdamai.