Jenis-jenis dukungan bervariasi dari dukungan emosional, persahabatan hingga bantuan keuangan dan nasihat.
Para orang tua juga diminta untuk menilai tingkat stres mereka dan seberapa besar mereka khawatir tentang anak-anak mereka dalam skala 1 sampai 5 dengan 1 yang berarti "tidak sama sekali" dan 5 "banyak".
Hasil kemudian menunjukkan bahwa para ayah, ketika menjadi satu-satunya penyedia dukungan akan lebih rentan kehilangan tidur dibandingkan dengan ibu.
Namun, para ayah ditemukan memiliki tidur yang lebih baik di malam hari ketika para ibu juga memberikan dukungan kepada anak-anak.
Sedangkan untuk para ibu, tidur mereka sebagian besar dipengaruhi oleh stres karena memberikan dukungan kepada anak-anak dewasa mereka.
Lebih buruk lagi, tampaknya para ibu akan kehilangan lebih banyak tidur ketika para ayah tidak berbagi stres dan kecemasan yang sama dalam memberikan dukungan kepada anak-anak.
Menurut penulis studi utama, Amber Seidel dari Penn State York di Pennsylvania, sementara penelitian menunjukkan bahwa orang tua lebih terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka saat ini, tren ini lebih menunjukkan bahwa semakin banyak orang tua berubah menjadi "orang tua helikopter", sebuah istilah biasa merujuk pada orang tua yang terlalu protektif atau terlalu menaruh minat pada kehidupan pribadi anak-anak mereka.
Oleh karena itu, ini menjelaskan mengapa banyak orangtua kehilangan tidur mereka meskipun anak-anak mereka sekarang berada di masa dewasa.
Seidel mengatakan kepada CBS News bahwa stres yang berlebihan karena memikirkan anak-anak mereka yang sudah dewasa dapat membuat orangtua yang usianya telah lebih tua tertidur, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.
Seidel menambahkan bahwa walaupun mengalami saat-saat penuh tekanan dalam hidup bukanlah sesuatu yang dapat dihindari, namun penting bagi orangtua untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi stres dengan baik.