Suar.ID - Kehidupan yang dijalani seorang nenek berusia 79 tahun ini terbilang sangat miris.
Betapa tidak, puluhan tahun ia harus hidup seorang diri di gubuk tua yang sudah reyot.
Nenek bernama Paulina Poing itu diketahui memang hidup membujang.
Ia memilih tidak bersuami sejak usia muda hingga hari tuanya.
Yah, hidup membujang ternyata memang tidak selalu manis.
Tatkala di usia senja, tidak pasti bisa hidup bersama keluarga dan mendapat perhatian dan kasih sayang seutuhnya dari orang-orang terdekat.
Bukan tanpa alasan kalau nenek Paulina memilih tinggal di gubuk reyot di Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selain ia sudah merasa betah, gubuk itu juga merupakan peninggalan orangtuanya dan banyak meninggalkan kenangan bagi dirinya.
Di gubuk reyot beralas tanah, berdinding pelupuh bambu, dan beratap seng itulah nenek Paulina sejak kecil tinggal bersama orangtuanya.
Kondisinya sungguh memprihatinkan, dengan dinding yang sebagian sudah lama rusak dan atap yang penuh lubang.
Saat musim hujan, nenek Paulina terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang terdekat.
Keponakan Paulina Poing, Margareta Maria Nita, menuturkan dirinya selalu mengajak nenek Paulina agar tinggal bersama mereka.
Tetapi, nenek Paulina tetap memilih menetap di gubuk reyotnya itu.
"Saya hanya kasih beras, dia sendiri yang masak. Saya ajak dia tinggal dengan saya tapi dia tidak mau," kata Maria.
"Kalaupun mau, itu pun satu dua hari saja. Setelah itu pulang lagi tinggal ke sini (rumah nenek Paulina). Kalau beras habis, kadang saya yang beli dan antar," sambungnya.
Tak hanya sampai di situ, di usia senja, nenek Paula harus bekerja dengan memungut buah kelapa yang jatuh di halaman rumahnya.
Buah kelapa tersebut yang kemudian dijual kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Dari situlah ia bisa membeli beras dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Setiap hari saya jual kelapa untuk beli beras dan minyak goreng. Kalau kelapa tidak laku, kadang saya tidak makan," tutur nenek Paulina dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/10/2019).
"Kadang ada tetangga dan keluarga yang kasih beras. Kalau tidak, tahan saja rasa laparnya," sambungnya.
Baca Juga: Bakal Jadi Menteri Jokowi, Sosok Ini Sempat Ditelepon hingga Berikan Pesan Menyentuh
Cerita kehidupan nenek Paulina yang tinggal di gubuk reyot seorang diri, sampai ke Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Sabtu (19/10/2019), nenek Paulina dikejutkan dengan kehadiran tiga orang yang datang ke gubuk tuanya di Dusun Gehak Reta, Desa Koting D, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Awalnya, ia tak mengetahui siapa ketiga orang yang datang ke gubuknya itu.
Ternyata, ketiga orang yang datang tersebut merupakan utusan dari Istana Kepresidenan yang memberikan santunan kepada dirinya dari Presiden Joko Widodo.
Santunan itu berupa uang tunai sebesar Rp 10 juta.
Maria, keponakan nenek Paulina, membenarkan kabar yang beredar bahwa neneknya mendapatkan uang Rp 10 juta dari Presiden Jokowi.
"Kemarin ada 3 orang dari Jakarta ke sini. Mereka bilang diutus Bapak Presiden ke sini. Kemarin itu mereka datang ambil foto Nenek Paulina dan kondisi rumah. Setelah itu mereka pulang," ungkap Maria Minggu (20/10/2019) sore dikutip Kompas.com.
Ia menyebut, ketiga orang itu membawa amplop berisi uang Rp 10 juta dan diterima langsung oleh Nenek Paulina.
Uang tersebut, dikatakan Nenek Paulina, akan ia gunakan untuk memperbaiki rumah dan belanja kebutuhan rumah tangganya.
"Terima kasih banyak Bapak Presiden Jokowi sudah kirimkan saya uang," ucapnya dengan bahasa Sikka.