Kondisinya sungguh memprihatinkan, dengan dinding yang sebagian sudah lama rusak dan atap yang penuh lubang.
Saat musim hujan, nenek Paulina terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang terdekat.
Keponakan Paulina Poing, Margareta Maria Nita, menuturkan dirinya selalu mengajak nenek Paulina agar tinggal bersama mereka.
Tetapi, nenek Paulina tetap memilih menetap di gubuk reyotnya itu.
"Saya hanya kasih beras, dia sendiri yang masak. Saya ajak dia tinggal dengan saya tapi dia tidak mau," kata Maria.
"Kalaupun mau, itu pun satu dua hari saja. Setelah itu pulang lagi tinggal ke sini (rumah nenek Paulina). Kalau beras habis, kadang saya yang beli dan antar," sambungnya.
Tak hanya sampai di situ, di usia senja, nenek Paula harus bekerja dengan memungut buah kelapa yang jatuh di halaman rumahnya.
Buah kelapa tersebut yang kemudian dijual kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Dari situlah ia bisa membeli beras dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
"Setiap hari saya jual kelapa untuk beli beras dan minyak goreng. Kalau kelapa tidak laku, kadang saya tidak makan," tutur nenek Paulina dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/10/2019).
"Kadang ada tetangga dan keluarga yang kasih beras. Kalau tidak, tahan saja rasa laparnya," sambungnya.