Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menkopolhukam Wiranto Jadi Korban Penusukan, Warganet Malah 'Bahagia', Begini Kata Guru Besar UGM

Aditya Eriza Fahmi - Sabtu, 12 Oktober 2019 | 09:30
Ironis! Menkopolhukam Alami Penusukan, Warganet Malah Bahagia, Begini kata Guru Besar UGM
Tribun Jabar

Ironis! Menkopolhukam Alami Penusukan, Warganet Malah Bahagia, Begini kata Guru Besar UGM

"Ini hubungan dari, kalau istilah saya, terjadi echo chambering yang kemudian membuat bias kognitif," sambung dia.

Prof Koen menjelaskan, ketika echo chambering atau keyakinan-keyakinan tertentu bergaung pada suatu kelompok sudah menjadi bias kognitif, maka akan menimbulkan kebencian yang sangat kuat dalam diri seseorang.

"Ketika kebencian sudah sangat kuat, dan ada kejadian seperti kemarin (yang menimpa Wiranto), maka kemudian mereka akan bersyukur," jelasnya.

Baca Juga: Ditugaskan Menangani Wiranto yang Ditusuk Abu Rara, Dokter Terawan Ternyata Punya Metode Cuci Otak yang Bisa Sembuhkan Stroke dalam 29 Menit

Sederhananya, Koen menjelaskan rasa bahagia dan tak simpatik yang diungkapkan sebagian orang adalah dampak dari peristiwa sebelumnya.

Ada hubungan sebab akibat, antara peristiwa sebelumnya dengan sekarang.

"Ini tidak berdiri sendiri-sendiri. (Fenomena) ini muncul karena peristiwa-peristiwa yang lalu," tegas dia.

Koen menjelaskan, keyakinan-keyakinan yang ada dalam kelompok bisa saja gaungnya menipis, tapi bukan berarti hilang sepenuhnya.

Ketika mendadak ada suatu kesempatan yang berhubungan dengan kebencian tadi, maka akan meledak dan memunculkan kegembiraan.

Baca Juga: Terungkap Pembagian Tugas antara Abu Rara dan Istrinya, Ternyata Abu Rara Tak Tahu kalau Calon Korbannya adalah Wiranto

"Seakan-akan (kebenciannya) terbalaskan," ungkapnya.

Tidak berhubungan dengan pelaku

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x