Suar.ID - Kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto membelah netizen menjadi du bagian.
Ada yang bersimpati dan mendoakan Pak Wir--sapaan akrab Wiranto, ada juga yang "senang".
Kita tahu, kasus penusukan yang terjadi pada Kamis (10/10) siang di Pandeglang, Banteng, itu berlangsung begitu cepat.
Ketika turun dari mobil, Wiranto tiba-tiba ditusuk hingga menimbulkan dua luka di perut sebelah kiri.
Seperti disebut di awal, tak semua orang bersimpati atas kasus penusukan ini.
Malah, tak sedikit juga yang merasa "senang".
Kenapa ada orang yang menunjukkan respons seperti ini?
Menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi psikolog sosial Hening Widyastuti.
Menurut Hening, kasus penyerangan Wiranto dan komentar publik, erat kaitannya dengan kasus politis yang sifatnya rentan dan sensitif.
"Pak Wiranto menjabat sebagai Menko Polhukam, ada kaitan secara langsung atau tidak langsung, yang bertanggung jawab dengan situasi kondisi keamanan saat ini yang tidak stabil di Indonesia," ujar Hening.