Dilansir dari NDTV, gajah yang dipaksa menjadi bagian dari kontes tahunan Esala Perahera itu telah mati pada Selasa (25/9/2019) malam.
Pemerintah setempat pun langsung memerintahkan untuk melakukan otopsi bagi Tikiri.
Jayatha Jayewardene, seorang pakar gajah mengatakan bahwa gajah tersebut mati karena telah diperlakukan dengan buruk.
Beberapa perlakukan buruk yang dialami oleh Tikiri seperti tidak diberinya asupan gizi yang cukup, dan dipaksa untuk berbaris selama berhari-hari.
Lek Chailert, pendiri Save Elephant Foundation di Thailand Utara, berbagi foto Tikiri setelah dia dikirimi pemiliknya.
Lek Chaiert juga menyampaikan seharusnya gajah itu diperlakukan dengan baik.
Baca Juga: Hotman Paris Sampai Kasihan Pada Pablo Benua dan Rey Utami, Sebut Soal Kesalahan Fatal Farhat Abbas
"Dia sakit, tua dan lemah. Kenapa masih mengikat kedua kakinya di depan dan belakang?" Tentunya dia layak mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik," ungkap Lek dikutip dari metro.co.uk pada )24/9/2019).
Sacred Tooth Relic, salah seorang juru bicara mengatakan bahwa Tikiri menderita penyakit pencernaan.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya dugaan bahwa hal itu sengaja dilakukan agar Tikiri tidak mengalami kenaikan berat badan. (Ervananto Ekadilla/Suar.ID)