Follow Us

Pakar Psikologi Mengatakan Bahwa Mungkin Ada Motif Lain yang Terjadi dari Kasus Polisi Tembak Polisi

Adrie P. Saputra - Sabtu, 27 Juli 2019 | 17:36
Brigpol Rangga diamankan setelah menembak mati rekannya Brigpol Rahmat (kanan)
kolase/facebook

Brigpol Rangga diamankan setelah menembak mati rekannya Brigpol Rahmat (kanan)

Pada saat itu juga, Bripka RE meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).

"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.

Jenazah Bripka RE telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan otopsi.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono membenarkan peristiwa penembakan oleh Brigadir RT (32) terhadap Bripka RE (41).

Menurut Argo Yuwono, saat ini pelaku penembakan sudah diamankan pihaknya dan dalam pemeriksaan Propam Polda Metro Jaya.

"Kejadian tersebut betul adanya," kata Argo Yuwono, Jumat (26/7/2019).

Saat ditanya apakah kronologi peristiwa seperti uraian laporan polisi yang beredar, Argo Yuwono mengiyakannya.

"Ya, betul seperti itu," ucap Argo Yuwono.

Ia juga menyebutkan bahwa pelaku sudah diamankan.

Baca Juga: Bukannya Diapresiasi Kades Inovatif Ini Justru Ditangkap Polisi, Diduga Ada Sesuatu yang Tak Wajar di Balik Penangkapannya

Sementara itu, seperti yang dilansir dari Wartakotalive.com, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menilai, tembakan yang sedemikian banyak dilepaskan Brigadir RT, sangat mengundang tanda tanya.

"Menjadi penting diketahui apa isi pembicaraan mereka. Karena boleh jadi ada sesuatu yang membuat emosi naik tajam," papar Reza kepada Wartakotalive, Jumat (26/7/2019).

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest