Follow Us

Di Kamp Konsentrasi Maut yang Disebut Fadli Zon Lebih Manusiawi dari Sel Ahmad Dhani Ini Rambut Tahanan Dijadikan Bahan Tekstil

Moh. Habib Asyhad - Kamis, 21 Februari 2019 | 17:45
Bekas alas kaki para tahanan kamp konsentrasi Auschwitz yang sudah dieksekusi dan dikremasi.
Daily Mail

Bekas alas kaki para tahanan kamp konsentrasi Auschwitz yang sudah dieksekusi dan dikremasi.

Menurut cerita Dr. Otto W (eks tawanan) ada seorang anak yang berumur kira-kira 12 tahun, yang ditawan bersama neneknya.

Pada suatu hari anak tersebut dipisahkan dari neneknya, dan kemudian ternyata bahwa neneknya telah dibunuh.

Beberapa hari kemudian anak itu menghadap Dr. Thilo (dokter SS) dan memina agar dapat ikut neneknya. Mungkin ia berpikir kalau tak lama lagi neneknya akan dibunuh.

Akhirnya Dr. Thilo memerintahkan kepada seorang petugas: "saya tidak mau lagi melihat anak ini besok pagi".

Setelah anak iu kembali ke baraknya segera Dr. Welken (eks tawanan) menyelamatkan anakitu dengan menyelundupkannya ke barak lain.

Sel maut

Sel bawah tanah ini digunakan untuk bebarapa keperluan, dan dibagi menurut kategori tawanan. Para tawanan yang dalam proses interogasi juga ditempatkan dalam sel ini.

Beberapa tawanan yang dalam seleksi juga iditempatkan dalam sel ini.

Kadang-kadang seleksi segera diadakan setelah adanya tawanan yang berusaha melarikan diri. Umumnya 10—20 orang diseleksi sekaligus.

Selama dalam sel ini tawanan tidak diberi makan dan minum padahal proses seleksinya kadang-kadang sampai 12 hari atau lebih. Dan pada pagi hari mereka juga dipekerjakan.

Jendela dari sel yang banyak ini kira-kira hanja 7 meter persegi. Tidak mengherankan kaJau dalam sel bawah tanah geJap, berjubel dan tanpa makan berhari-hari orang-orang mati secara perlahan-lahan.

Seorang eks tawanan menuturkan sebagai berikut:

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest