Blok ini agak terisollir dari blok-blok lainnya. Disini petugas SS selalu siap siaga.
Pada lantai pertama dari blok ini dihuni oleh tawanan-tawanan sipil baik pria maupun wanita, yang sedang menunggu keputusan dari Gestapo (algojo Nazi).
Tawanan yang akan ditembak, mukanya dihadapkan pada tembok dan kemudian ditembak dari belakang.
Hal ini dilakukan dengan jalan mengikat leher pada tiang gantungan dan kemudian mengereknya keatas.
Dia masih dapat menyentuh tanah dengan telapak kakinya sambil tangannya terikat kebelakang, dan penggantungan ini dilaksanakan di depan umum.
Ia mau ikut neneknya
Hal yang sangat menyedihkan adalah kematian wanita dan anak-anak. Mereka langsung dikirim kekamar gas tak lama setelah masuk kamp.
Mereka dipondok-pondok, dan dianggap hanya sedikit dapat dimanfaatkan tenaganya.
Banyak ibu mati karena infeksi. Anak-anak yang masih selamat sepeninggal ibunya, segera diambil oleh dokter SS dan dibunuh.
Jika ada bayi yang lahir di kamp segera diambil dan di tatoo pada pahanya, sebab lengan kirinya terlalu kurus.
Apapun yang dilakukan, bayi-bayi yang lahir dikamp akan meninggal setelah 1—2 minggu dilahirkan.
Dari waktu ke waktu SS selalu mengadakan seleksi terhadap anak-anak mana yang pantas dikirim kekamar gas.