Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ilmuwan Semakin Yakin, Ini Skenario Terkuat Tsunami Banten dan Dasarnya, Ulah Anak Krakatau?

Suar.id - Senin, 24 Desember 2018 | 11:48
Erupsi Rakata, anak Gunung Krakatau pada Minggu, 23 Desember 2018
Awak Susy Air

Erupsi Rakata, anak Gunung Krakatau pada Minggu, 23 Desember 2018

Meski masih perlu penelitian lapangan, sejumlah citra dan analisis semakin menguatkan dugaan bahwa tsunami dipicu oleh longsoran ketika erupsi Anak Krakatau Terjadi.

Perbadingan citra radar Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 11 dan 23 Desember menunjukkan terjadinya perubahan permukaann pada Anak Krakatau, sekitar 357 meter dan 1.800 meter.

Baca Juga : 4 Video Tsunami Banten, Dari Sebelum Hingga Sesudah Gelombang Datang

"Ini bukti bahwa ada area yang hilang atau longsor ke laut," kata peneliti tsunami BPPT, Widjo Kongko kepada Kompas.com, senin (24/12/2018).

Ahli vulkaologi Surono mengatakan, dengan citra BPPT, material gunung yang longsor dan energi hantamannya juga besar. "Saya kira itu pemicu tsunaminya, bukan letusan Anak Krakatau," katanya.

Dalam penelitian yang dirilis di Journal of Volcanology and Geothermal Research pada 1995, ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan, longsor Anak Krakatau bisa berakibat tsunami.

Hery mengungkapkan, sisi barat daya gunung berketinggian 230 meter di atas permukaan laut itu tumbuh cepat dan curam.

Baca Juga : Salah Emoji, Tweet BMKG terkait Tsunami Banten pun Dihapus: Ini 4 Emoji yang Kerap Disalahartikan Gunanya

"Tentu ini merupakan bagian yang labil dan jika melorot atau longsor tentu dapat memicu tsunami," demikian kata Hery.

Riset itu mengungkapkan, tsunami karena longsoran pernah terjadi pada tahun 1981 dan berpotensi terjadi lagi pada masa depan selama Anak Krakatau masih tumbuh.

Penelitian Budianto Ontowirjo dari BPPT dan Thomas Giachetti dari University of Oregon di Geological Society London Special pada 2012, longsoran bisa bangkitkan gelombang dengan ketinggian awal 43 meter.

Dalam riset itu, Ontowirjo melakukan pemodelan dengan asumsi material bervolume 0,280 km3 longsor ke arah barat daya.

Source : kompas

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x