Suar.ID -Bukti Kekejaman KKB Papua, Nakes Malang Ini Mengaku Rekannya Ditelanjangi hingga Dilempar ke Jurang.
Misi kemanusiaan di daerah terpencil di pengunungan tengah Papua benar-benar sedang diuji.
Selain medan yang sangat berat, kini mereka juga terancam dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Terbaru, gerombolan itu meneror para tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Mereka mengalami hal mengerikan lantaran KKB menyiksa mereka.
Diberitakan sebelumnya, kontak senjata antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021) pagi.
Diketahui, TNI akhirnya berhasil mengevakuasi sembilan nakes yang menjadi korban aksi kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari Distrik Kiwirok ke Jayapura, Jumat (17/9/2021) siang.
Akibat kejadian yang berlangsung sekitar empat jam tersebut, seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan dan sejumlah fasilitas umum dibakar.
"Senin, pukul 09.00 hingga 13.15 WIT, di Distrik Kiwirok telah terjadi kontak tembak antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga," ujar Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Christian Irreuw, melalui pesan singkat, Senin, melansir Kompas.com.
Fasilitas umum yang dibakar KKB adalah Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok dan Pasar Kiwirok.
Akibat aksi KKB di Kiwirok, satu tenaga kesehatan tewas, empat lainnya terluka, dan masih ada satu mantri yang hilang.
Nakes korban kekejaman KKB itu pun menceritakan kisah mereka.
Mengabdi di kawasan terpencil bukan hal yang mudah bagi para tenaga kesehatan.
Distrik Kiwirok hanya bisa dijangkau dengan penerbangan melalui Distrik Oksibil, jarak tempuhnya sekitar 30 menit.
Sedangkan bila berjalan kaki, biasanya masyarakat setempat bisa sampai Kiwirok dari Oksibil, dalam waktu dua malam.
Lamanya waktu tempuh jalan darat dikarenakan belum terbukanya akses jalan darat.
Sebab, kawasan tersebut dipenuhi perbukitan cukup tinggi.
Namun, pengabdian para Nakes di Kiwirok justru menjadikan mereka sebagai sasaran utama KKB.
Marselinus Ola Attanila, Nakes Puskesmas Kiwirok yang menjadi salah satu korban selamat dari penyerangan brutal KKB menuturkan kisahnya.
Marselinus mengisahkan, ia dan rekan-rekannya saat itu tidak bisa berbuat banyak karena lokasi pertama yang didatangi KKB adalah Puskesmas Kiwirok.
"Saat kejadian, kami sedang bersiaga di Puskesmas Kiwirok, karena sudah ada informasi akan ada penyerangan KKB terhadap Pos Pamtas," ujarnya di Jayapura, Jumat.
"Namun, puluhan anggota KKB justru menyerang Puskesmas."
"Mereka memecahkan kaca dan mulai menyiram bensin dan membakar puskesmas."
"Jadi Puskesmas yang dibakar pertama, kemudian bangunan lainnya," sambung Ola.
Setelah membakar Puskesmas, KKB bergerak ke barak dokter.
Di sana ada dokter, suster dan Mantri.
Kemudian, KKB juga membakar barak dokter.
Sehingga, Nakes yang tengah bersembunyi di dalamnya terpaksa keluar.
"Karena (barak dokter) dibakar, mereka berusaha menyelamatkan diri."
"Dokter sempat digiring ke pinggir jurang, lalu ditendang masuk ke jurang," kata Ola.
Sementara, ia bersama tiga rekan suster yakni suster K, suster A dan suster G bersembunyi di barak medis.
Nahas, KKB juga membakar tempat persembunyian mereka.
Sehingga, mereka pun terpaksa keluar.
"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi,"
"Namun karena mereka mulai membakar, kami pun keluar."
"Tapi, mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah,"
"Lalu kami ke belakang mereka juga ada di sana, sementara api semakin membesar," ungkap Ola.
Karena merasa terjepit, akhirnya mereka sepakat menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang.
"Saya yang lompat pertama, lalu diikuti ketiga suster."
"Saya tersangkut di akar pohon, ada juga yang tersangkut di semak-semak," ujar dia.
Tak disangka, KKB justru mengikuti mereka turun ke bawah.
"Kami pikir sampai di bawah jurang sudah aman, ternyata mereka ikut turun ke bawah."
"Mereka menemukan ketiga suster,"
"Sementara, saya tidak ditemukan karena bersembunyi di antara tebing dan akar pohon," beber Ola yang menjadi juru bicara bagi delapan Nakes lainnya.
KKB yang ikut turun ke dalam jurang, justru melakukan aksi lebih kejam kepada tiga suster yang mereka temukan di tengah jurang.
Aksi tersebut disaksikan langsung oleh Ola yang bersembunyi di antara ranting pohon dan semak-semak.
"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi."
"Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam, membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.
KKB kemudian melempar mereka lagi ke jurang.
Beruntung, suster A dan K berhasil selamat dan sadar dari pingsannya.
Sementara, suster G meninggal dunia.