Suar.ID - Kalap Temannya cuma Malas-malasan saat Menyadap Karet, Pemuda Ini Nekat Tebas Rekan Sendiri.
Seorang remaja bernama Jusman Abadi (18) tega menganiaya temannya, Irpan Adi Saputra (18).
Korban dan pelaku bekerja sebagai penyadap karet.
Penganiayaan itu terjadi lantaran pelaku dendam terhadap korban.
Pelaku yang gelap mata kemudian menganiaya korban secara membabi buta.
Saat korban sudah tak berdaya, pelaku menggali tanah untuk menguburkan korban.
Namun, korban yang masih hidup kemudian lari menyelamatkan diri.
Peristiwa itu terjadi di pondok kebun milik orangtua tersangka di Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Rabu (11/8/2021) siang.
Pelaku nekat menganiaya korban dipicu dendam karena korban sering terlihat malas-malasan saat bekerja.
Ditambah lagi, pelaku iri terhadap korban yang terlihat banyak uang dan punya motor.
Kapolres Muara Enim, AKBP Danny Sianipar SIK melalui Kabag Ops, Kompol Willian Harbensyah didampingi Kasat Reskrim, AKP Widhi Andika Darma menjelaskan, korban dan pelaku adalah teman kerja dan sama-sama sebagai penyadap karet.
Namun, korban sering terlihat malas-malasan saat menyadap karet.
Meski begitu, ia banyak memiliki barang-barang berharga sehingga membuat pelaku iri dan dendam.
Kemudian, pelaku merencanakan untuk menghabisi korban dan akhirnya dicarilah waktu yang tepat.
Kebetulan pada saat kejadian, korban agak kuat menghentakkan kakinya di lantai pondok, pelaku yang berada di bawah sedang mengasah parang tersinggung.
Tanpa basa-basi, ia langsung menganiaya korban membabi buta.
Sehingga, korban mengalami luka bagian lengan kanan serta lengan kiri saat menangkis ayunan parang pelaku.
Selain itu, korban juga mengalami luka robek di bagian dada kiri.
Merasa nyawanya terancam korban melompat dari atas pondok.
Namun, pelaku yang telah kalap kembali mengejar dan menganiaya hingga mengenai bagian belakang kepala korban.
Setelah korban jatuh ke tanah, pelaku kembali menganiaya pada bagian punggung korban.
Melihat korban terkapar penuh luka, pelaku mengira korban akan meninggal.
Ia pun langsung berniat menghilangkan jejak dengan membuat lubang kuburan yang tak jauh dari pondok.
Tetapi pada saat pelaku membuat lubang, ternyata korban belum tewas.
Dengan sisa tenaga seadanya, korban berhasil melarikan diri untuk meminta pertolongan warga dan dilarikan ke rumah sakit.
Melihat korban tidak ada di tempat, kemudian dengan santai pelaku menuju ke sungai untuk membersihkan diri.
Lalu,pelaku membawa kabur satu unit sepeda motor Yamaha Vega R Nopol BG 5290 DAA dan satu unit handphone Vivo milik korban menuju tempat kontrakan kakaknya di Jalan Perintis Kelurahan Pasar II Muara Enim.
Setelah itu, keluarga korban melaporkan kejadian tersebut.
Setelah menerima laporan, polisi langsung dilakukan penyelidikan.
Setelah itu, akhirnya diketahui tempat persembunyiannya di tempat kos-kosan kakaknya di kota Muara Enim.
Kemudian dilakukan penangkapan.
Namun pada saat akan ditangkap, pelaku melakukan perlawanan dan berupaya untuk kabur.
Sehingga, anggota langsung memberikan tindakan tegas dan terukur di bagian kaki kiri pelaku.
Kemudian, tambah AKP Widhi, pihaknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pelaku.
Ternyata, pelaku adalah DPO Polsek Tanjung Agung dengan kasus pencurian kendaraan bermotor Honda Scoopy BG 2151 OL milik Andri Wijaya.
Aksi tersebut dilakukan pelaku bersama dua orang rekannya yang telah ditangkap lebih dulu dan telah menjalani hukuman.
Dari kasus tersebut, kata dia, telah diamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor Yamaha Vega R Nopol BG 5290 DAA, satu unit sepeda motor Honda Scoopy BG 2151 OL, satu bilah parang, satu lembar STNK dan satu unit handphone Vivo.
Pelaku dikenakan pasal 365 Ayat 2 dan Pasal 363 Ayat 1 KUHP.
Baca Juga: Dengar Teriakan, Suami Tebas Kepala dan Lengan Pria yang Sedang Perkosa Istrinya yang Hamil 5 Bulan
Dalam kasus lain, seorang pria nekat tebas kepala direktur perusahaan usai tak terima dipecat.
Yee Jing Man, tidak membunuh direktur ketiga, tetapi memerintahkan atasannya untuk makan bungkusan merah berisi 20 dolar yang pernah diberikan kepadanya saat Tahun Baru Imlek.
Dia kemudian membarikade pintu masuk kantor dengan meja dan kursi dan mengarahkan pisau ke rekan-rekannya untuk menghentikan mereka memanggil polisi.
Setelahnya, Yee lakukan tindakan yang lebih mengerikan, yakni mencoba menikam dirinya sendiri.
Warga Malaysia berusia 24 tahun itu divonis 20 tahun penjara pada Rabu (9/6/2021) atas penyerangan pada 11 Maret 2019 di kantor perusahaan e-commerce Ji Ji di Sungei Kadut Loop.
Dia mengaku bersalah atas satu tuduhan pembunuhan karena membunuh Lin Xinjie (29), dan menyebabkan luka parah dengan senjata berbahaya karena menebas Li Mingqiao (30).
Korban adalah dua dari tiga direktur perusahaan.
Dakwaan lainnya dipertimbangkan, termasuk intimidasi kriminal yang dia lakukan karena mengancam direktur ketiga, Ryan Pan Zai Xing (29).
Setelah penangkapannya, Yee dinilai menderita gangguan depresi berat, yang secara signifikan mengurangi tanggung jawabnya atas tindakannya.
Pengadilan Tinggi mendengar bahwa dia mulai bekerja untuk perusahaan pada Maret 2017 setelah pacarnya, yang adalah seorang karyawan, merekomendasikan dia kepada Lin.
Yee awalnya tampil baik di tempat kerja.
Lin memberinya amplop merah senilai 999 dolar saat Tahun Baru Imlek pada tahun 2018 dan menawarkan untuk mempromosikannya menjadi manajer gudang dengan kenaikan dari 1.700 dolar menjadi 2.000 dolar.
Yee menolak tawaran itu, karena dia tidak ingin beban kerja dan stres tambahan.
Sejak September 2018, kinerjanya memburuk dan dia mulai sering absen dari pekerjaan.
Dia absen selama 69 hari antara 1 Desember 2017 hingga 12 Maret 2019.
Dia juga menyimpan dendam terhadap bosnya.
Baca Juga: Ingat Pengendara Mobil Pajero yang Aniaya Sopir Truk Kontainer? Info Terbarunya Sudah Diciduk Polisi
Dia merasa bahwa Lin telah memarahinya secara tidak masuk akal dan bahwa Li menyindirnya.
Pada Februari 2019, Yee mulai memvisualisasikan pembunuhan para direktur dengan pisau chopper, terutama Lin dan Li.
Dia memiliki hubungan yang lebih baik dengan Pan, yang membantunya dengan pekerjaannya dan sering berbicara dengannya, kata jaksa.
Yee juga memutuskan bahwa dia akan bunuh diri setelah membunuh ketiganya karena dia tidak ingin menjadi buronan dan merasa tidak ada tujuan hidup jika dia harus terus-menerus khawatir tentang pekerjaan.
Pada 12 Februari 2019, setelah pacarnya memberi tahu dia bahwa Lin ingin memecatnya, Yee membeli pisau chopper dari toko perbekalan.
Tapi dia akhirnya berubah pikiran tentang membunuh Lin.
Yee kemudian mengambil cuti selama sebulan dan menghabiskan waktunya di rumah bermain game seluler dan mencari cara online untuk membunuh orang secara efisien.
Dia kembali bekerja pada 1 Maret 2019 tetapi berhenti muncul pada 6 Maret.
Pada 11 Maret, pacarnya mengiriminya pesan dari Pan yang mengatakan bahwa Yee tidak perlu lagi bekerja.
Marah dengan pesan itu, dia memutuskan untuk melaksanakan rencananya untuk menyerang tiga direktur dan menuju kantor dengan pisau di tasnya.
Sekitar pukul 12.55, Yee berjalan ke Li, yang berada di mejanya, dan menebas kepala dan lehernya dari belakang.
Yee kemudian mengayunkan pisau chopper ke bagian belakang leher Lin beberapa kali, menebas bagian belakang kepala, leher, lengan kanan, dan jari telunjuk kanannya.
Dia kemudian mengancam Pan dengan pisau chopper dan direktur memenuhi permintaan Yee untuk memasukkan bamplop merah berisi 20 dolar itu ke mulutnya.
Salah satu karyawan yang dibarikade di kantor menelepon polisi.
Yee kemudian menikam perutnya dan menyayat pergelangan tangannya sambil berkata, "Aku tidak punya cara lain untuk pergi".
Polisi tiba sekitar pukul 13.05 dan menahan Yee.
Lin dinyatakan meninggal di tempat oleh paramedis.
Li menjalani operasi darurat dan dipulangkan pada 16 Maret.
Li menderita jaringan parut yang signifikan dan masih menghadiri fisioterapi karena luka-lukanya.