Suar.ID -Sosok malaikat pencabut nyawa ini terkenal karena pernah melawan ISIS di Irak yang berkecamuk di Tikrit dengan tetap menampilkan persona kharismatik.
Populer pada 2015, Abu Azrael digambarkan memegang kapak, pedang, dan senapan mesin di medan perang melawan ISIS.
Dalam sebuah foto, dengan kepala botak dan jenggot yang lebat, Azrael memegang senjata favoritnya sambil tersenyum.
Foto-fotonya bertebaran di internet pada halaman Facebooknya yang membuat citra Azrael begitu mendapat perhatian publik.
Tentu saja tidak ada yang sederhana dalam perang melawan ISIS, dan fakta-fakta dasar tentang kisah Abu Azrael sulit untuk diverifikasi.
Melansir dari BBC, nama asli Azrael adalah Faleh al-Rubaie.
Dia telah menjadi malaikat pancabut nyawa yang ditakuti dengan bertarung melawan ISIS.
Namun tak hanya itu, sejarah pengalaman konfliknya diketahui lebih berwarna.
Rubaie mengatakan kepada AFP bahwa ia adalah bagian dari Tentara Mahdi.
Tentara Mahdi adalah sebuah milisi yang memerangi pasukan AS di Irak.
Dia juga mengatakan bahwa dirinya berperang di dekat Damaskus melawan pemberontak Suriah yang mencoba menggulingkan Presiden Assad.
Di sela-sela penggambaran sifat tanpa belas kasihannya terhadap para pejuang ISIS, Rubaie mengatakan kepada AFP bahwa dia adalah ayah dari lima anak yang tenang dan bersahaja di rumah.
Namun kebenaran yang penting mengenai detail hidupnya, yakni bahwa kisah Abu Azrael sangat penting berkaitan dengan wawasan yang diberikannya ke mesin propaganda tetangga Iran.
Kehadiran sejumlah besar pejuang Syiah seperti dirinya di Tikrit, mengkhawatirkan banyak orang.
Beberapa pasukan tempur menuduh ada hubungannya dengan Iran, dan ada kekhawatiran kehadiran mereka dapat membuat kestabilan di kawasan itu semakin parah.
Salah satu halaman Facebook yang paling gencar mempromosikan foto-foto Abu Azrael dikhususkan untuk pasukan khusus Pengawal Revolusi Iran.
Cabang asing Pengawal Revolusi Iran - pasukan Quds - dilaporkan terlibat dalam pertempuran di Tikrit.
Abu Azrael sendiri tampaknya adalah anggota milisi Kata'ib Imam Ali.
Phillip Smyth, seorang pakar milisi Syiah di Universitas Maryland dan seorang blogger di Hizballah Cavalcade , mengatakan kelompok itu dibentuk tahun 2014 dan segera mulai mempromosikan prajurit bintang mereka menggunakan strategi yang canggih.
Milisi Kata'ib juga telah memposting konten media sosial yang jauh lebih gelap, kata Smyth, termasuk kepala terputus dari apa yang mereka klaim sebagai pejuang ISIS.(Muflika Nur Fuaddah/Intisari)
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulKisah Abu Azrael, 'Malaikat Pencabut Nyawa Berkapak' yang Ditakuti ISIS Namun Dicintai Warga Irak dan Iran