Suar.ID - Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar Irak menggunakan rudal jelajah.
Melansir dari Tribunnews.com, serangan dilakukan langsung pasukan artileri Korps Garda Republik Iran.
Para pejabat AS mengonfirmasi kepada Fox News pada hari Selasa bahwa Iran menembakkan beberapa rudal ke pangkalanmiliter AS di seluruh Irak dalam menanggapi AS yang telah membunuh pemimpin Iran, Qassem Soleimani.
Wartawan Fox News, Jennifer Griffin, melaporkan bahwa sumber senior militer AS mengatakan kepadanya, "Di bawah serangan rudal dari Iran. Ini adalah rudal jelajah atau rudal balistik jarak dekat."
"Saya berbicara dengan sumber yang ditempatkan dengan baik di militer AS, di tanah di Irak, dan sumber itu memberi tahu saya bahwa ini adalah rudal jelajah yang ditembakkan dari Iran di berbagai pangkalan militer AS di Irak," kata Griffin.
"Pangkalan militer AS sedang diserang sekarang, saya bertanya apakah mereka punya rencana untuk mengungsi, ingat ada 5.000 tentara Amerika di Irak dan saya diberitahu 'tidak, kami sedang berjuang'."
"Saat ini, secara real time, kami dapat mengonfirmasi bahwa banyak situs (yang diserang rudal), termasuk Ain Assad di Irak Barat," lanjut Griffin.
Presiden Donald Trump memperingatkan Iran bahwa jika mereka membalas serangan, mereka akan menghadapi konsekuensi keras dari militer AS.
Donald Trump menulis peringatan di akun Twitter resminya, "Iran berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset AS sebagai pembalasan atas serangan kami yang membersihkan dunia dari pemimpin teroris mereka yang baru saja membunuh seorang Amerika, melukai banyak orang lain, dan belum lagi semua orang yang telah dia bunuh, termasuk baru-baru ini ratusan demonstran Iran."
"Dia sudah menyerang Kedutaan kami, dan bersiap untuk serangan tambahan di lokasi lain. Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun," lanjut Trump.
Iran is talking very boldly about targeting certain USA assets as revenge for our ridding the world of their terrorist leader who had just killed an American, & badly wounded many others, not to mention all of the people he had killed over his lifetime, including recently...."Biarkan ini berfungsi sebagai PERINGATAN bahwa jika Iran menyerang orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran bertahun-tahun yang lalu), beberapa di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi Iran, AS tidak menginginkan ancaman lagi!"— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 4, 2020
Kemudian di minggu ini, Trump menambahkan, "Amerika Serikat telah menghabiskan Dua Triliun Dolar hanya untuk Peralatan Militer. Kami adalah yang terbesar dan sejauh ini yang TERBAIK di Dunia! Jika Iran menyerang Pangkalan militer Amerika, atau Amerika, kami akan mengirimkan beberapa peralatan baru yang indah itu ke arah mereka... dan tanpa ragu-ragu!"
The United States just spent Two Trillion Dollars on Military Equipment. We are the biggest and by far the BEST in the World! If Iran attacks an American Base, or any American, we will be sending some of that brand new beautiful equipment their way...and without hesitation!Baca Juga: Situs Resmi Amerika Serikat Diretas oleh Hacker yang Mengklaim dari Iran: Halaman Web Berubah Menjadi Foto Donald Trump yang Ditinju hingga Muntah Darah— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 5, 2020
Sebelumnya dilaporkan bahwa Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds Garda Republik Iran tewas akibat serangan rudal di Bandara Baghdad, Kamis (2/1/2020).
Pembunuhan dilakukan militer AS atas perintah Presiden Donald Trump.
Kematian Qassem menyulut kemarahan Iran dan Irak.
Iran bertekad membalas serangan ini menggunakan segala cara.
Parlemen dan pemerintah Irak memutuskan mengusir pasukan AS dan sekutunya dari negara itu.
Jerman lebih awal menarik kontingen mereka di Irak.
Prajurit Jerman yang bertugas sebagai instruktur ditarik ke Yordania dan Kuwait.
Swedia, Denmark, dan Latvia juga melakukan hal sama mengingat perkembangan situasi yang tidak kondusif di Irak.
Sebaliknya, Pentagon mengirimkan 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina menuju Kuwait.
Sebagian dikirim ke Lebanon, guna melindungi Kedubes AS di negara yang sebagian dikuasai kelompok Hezbollah Lebanon.