Suar.ID - Seiring banyak terjadinya kasus penculikan anak dan berbagai tindak kriminal mengerikan lainnya, tak heran jika para orangtua semakin waspada.
Bahkan, Kamis (10/10/2019 kemarin baru saja terjadi peristiwa mengejutkan sekaligus mengerikan yaitu penusukan yang menimpa Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto.
Penusukan terhadap Wiranto terjadi secara tiba-tiba dan dilakukan di tempat umum.
Peristiwa yang membuat resah lainnya pun terjadi di kompleks SD Kanisius Semarang, Jalan Malangsari, Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, pada hari yang sama, Kamis (10/10/2019).
Baca Juga: BREAKING NEWS: Menko Polhukam Wiranto Ditusuk di Banten, Pelaku Penusukan Diamankan Polisi
Seorang pria yang bersikap mencurigakan membuat resah orangtua siswa di sekolah tersebut.
Pria itu pun kemudian dilaporkan ke polisi dan berhasil diamankan.
Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Pedurungan Semarang, Kompol Mulyadi.
Kemudian diketahui pula identitasnya.
"Ya benar. Pukul 07.00 WIB tadi kami menerima laporan ada orang mencurigakan yang mengintai SD Kanisius," katanya.
Menurut Mulyadi, pria itu bernama Syahrul yang tinggal di Dempel, Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan.
Terkuak pula alasan pria itu bersikap mencurigakan di depan SD Kanisius.
Peristiwa itu bermula ketika orangtua siswa yang mengantar anaknya ke sekolah merasa curiga karena pria itu selalu mengambil video.
"Dicurigai oleh orangtua siswa yang mengantar anaknya sekolah karena yang bersangkutan selalu mengambil video menggunakan ponsel," tutur Mulyadi.
Sementara itu menurut penjual makanan di depan sekolah, pria yang diperkirakan berusia 40 tahun itu datang sejak pukul 06.30.
Kemudian ia ditangkap oleh polisi sekitar pukul 07.00.
Penjual makanan yang tidak mau disebutkan namanya itu pun membeberkan bagaimana gerak-gerik pria mencurigakan itu.
Baca Juga: Insiden Penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto Jadi Sorotan Media Asing
"Orangnya tadi berdiri di sebelah parkiran. Melihat-lihat orangtua yang sedang mengantarkan anaknya ke sekolah," katanya.
Dia menjelaskan, pria tersebut datang mengendarai sepeda motor.
Tak hanya pagi ini, menurutnya pria tersebut sudah beberapa hari mengintai sekolah tersebut.
"Dia kalau datang selalu pakai motor. Pagi tadi pakai baju hitam-hitam," paparnya.
Ia pun mengatakan bahwa keributan pernah terjadi beberapa hari lalu karena si pria mengambil gambar seorang ibu yang tengah mengantarkan anaknya ke sekolah memakai ponsel.
Kemudian pria tersebut menunjukkan layar ponselnya seolah senang sudah merekam wanita tersebut.
Ketika wanita itu menegurnya, pria tersebut marah dan mencari-cari ibu tersebut.
"Bapak itu tidak terima, langsung mencari terus sampai tadi pagi," lanjutnya.
Baca Juga: Pasca Penusukan Wiranto, Nama-nama Pejabat Negara Ini Disebut-sebut Bakal Jadi Incaran Teroris
Meski mengaku tak tau motif pria mencurigakan itu, si penjual makanan menduga bahwa pria tersebut mengalami gangguan jiwa.
"Saya tahu tadi pagi, beli di warung saya. Tampaknya orang stres," ujarnya.
Setelah menangkapnya, polisi segera mengorek informasi dari pria yang membuat resah tersebut.
Berdasarkan pengakuannya, ia melakukan pemantauan dan pemotretan kegiatan sekolah karena almarhum istrinya pernah bekerja di tempat tersebut.
"Ia meyakini almarhum istrinya beberapa kali datang ke SD Kanisius," beber Kompol Mulyadi.
Saat terjadi penangkapan, Syahrul mengendarai sepeda motor Supra berpelat nomor H5633JH.
Barang-barang yang dibawa adalah SIM C, ATM Mandiri, STNK, dan beberapa lembar uang.
Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, petugas kepolisian pun mendatangi rumag ketua RT tempat Syahrul tinggal.
Berdasarkan pengakuan ibu Kisno ketua RT, pria yang bernama Syahrul itu benar tinggal di kampung tersebut.
Rupanya, istri yang disebutkan Syahrul telah meninggal tahun 2016 silam karena kecelakaan di wilayah Tugu Semarang Barat.
Bahkan, setelah kejadian itu Syahrul mengalami gangguan jiwa.
"Sejak kejadian tersebut, Syahrul mengalami gangguan jiwa," terang ibu Kisno.
Ketua RT setempat pun mengungkapkan jika Syahrul kerap mengajak tetangga berkelahi walaupun tidak ada masalah apapun.
Hal serupa disampaikan oleh ibu kandung Syahrul, Nur Lis.
Ibu Syahrul mengaku sudah beberapa kali mengajak Syahrul berobat ke rumah sakit jiwa, namun ia selalu menolak.
Ketika kamar Syahrul digeledah, tidak ada benda mencurigakan ditemukan.
Akhirnya, Syahrul pun tidak ditahan, namun tetap akan dipantau kepolisian.
"Kami tidak melakukan penahanan, tapi tetap akan kami pantau supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan," tandas Kompol Mulyadi.
Baca Juga: Usai Mengalami Peristiwa Penusukan di Banten, Begini Kondisi Terkini Wiranto