3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air setelah kencing untuk menghilangkan was-was
Ibnu ‘Abbas mengatakan,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً وَنَضَحَ فَرْجَهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu kali – satu kali membasuh, lalu setelah itu beliau memerciki kemaluannya.”
Jika tidak mendapati batu untuk istinja’, maka bisa digantikan dengan benda lainnya, asalkan memenuhi tiga syarat: [1] benda tersebut suci, [2] bisa menghilangkan najis, dan [3] bukan barang berharga seperti uang atau makanan.[32] Sehingga dari syarat-syarat ini, batu boleh digantikan dengan tisu yang khusus untuk membersihkan kotoran setelah buang hajat.
8. Diakhiri dengan doa
Setelah urusan kamar mandi selesai maka jangan lupa kembali berdoa.
Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, berikut hadist tentang kamar mandi saat urusan buang hajat dan membersihkan diri telah usai.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ « غُفْرَانَكَ »
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan "ghufronaka" (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu)." (HR Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan, Ad Darimi).