Suar.ID - Dalam kehidupan, seorang muslim dianjurkan untuk melakukan kegiatannya sesuai dengan adab yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Semisal adab tidur, berpakaian, bertamu, makan dan minum bahkan saat di kamar mandi.
Adab saat berada di kamar mandi dan bacaan doa masuk keluar kamar mandi perlu diperhatikan lantaran aktivitas buang air kecil, BAB dan mandi secara rutin kita lakukan tiap hari.
Kamar mandi biasanya terletak di bagian belakang rumah atau tersembunyi dari lalu lalalng manusia.
Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan terlebih dulu dalam hadistnya terkait hal ini seperti dikatakan Jabir bin 'Abdillah.
خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَأْتِىالْبَرَازَ حَتَّى يَتَغَيَّبَ فَلاَ يُرَى
Artinya: "Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat." (HR Ibnu Majah).
Nabi Muhammad SAW bahkan memberi peringatan khusus pada orang yang buang hajat di jalan umum atau tempat bernaungnya manusia.
Hadist tentang ini diceritakan Abu Hurairah.
اتَّقُوا اللَّعَّانَيْنِ ». قَالُوا وَمَا اللَّعَّانَانِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الَّذِى يَتَخَلَّى فِى طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ فِى ظِلِّهِمْ »
Artinya: "Hati-hatilah dengan al la'anain (orang yang dilaknat oleh manusia)!" Para sahabat bertanya, "Siapa itu al la'anain (orang yang dilaknat oleh manusia), wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Mereka adalah orang yang buang hajat di jalan dan tempat bernaungnya manusia." (HR Muslim).
Berikut 7 adab di kamar mandi sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW:
1. Doa masuk WC atau kamar mandi
Sama seperti aktivitas lain, masuk kamar mandi juga diawali dengan doa.
Rasulullah SAW telah menyatakannya dalam hadist tentang masuk kamar mandi.
كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Artinya: "Rasulullah SAW ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a'udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan)." (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Kumpulan Doa Harian agar Terhindar dari Rasa Malas di Senin yang Sibuk, Ini Bacaan yang Bisa Dipanjatkan Lengkap dengan Latin dan Artinya
2. Masuk dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan
Untuk dalam perkara yang baik-baik seperti memakai sandal dan menyisir, maka kita dituntunkan untuk mendahulukan yang kanan.
Sebagaimana terdapat dalam hadits,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).”[11]
Dari hadits ini, Syaikh Ali Basam mengatakan, “Mendahulukan yang kanan untuk perkara yang baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil logika dan didukung oleh fitrah yang baik. Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”
3. Tidak berlama-lama
Salah satu godaan setan adalah berlama-lama di kamar mandi.
Kamar mandi adalah tempat setan sehingga setan sangat suka menggoda manusia untuk berlama-lama di rumahnya.
Hal ini sudah diingatkan Rasulullah SAW dalam hadistnya.
إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ ، فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Baca Juga: Kumpulan Doa Harian, Amalkan Tiga Doa Ini Agar Anak Patuh kepada Orang Tua, Memohon Keterlibatan Allah SWT dalam Membentuk Buah Hati yang Salih Salihah
Artinya: "Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri setan, maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan." (HR Ahmad, Ibnu Majah)
Hal ini berlaku untuk adab mandi maupun saat buang hajat.
4. Diam
Aturan lain terkait adab mandi dan buang hajat adalah diam, tidak nyanyi, atau mengeluarkan suara tertentu.
Dalam suatu hadist diriwayatkan, Nabi Muhammad SAW bahkan tidak menjawab salam saat sedang buang air kecil.
أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ
Artinya: "Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya." (HR Muslim).
5. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat
Adab mandi dan buang hajat selanjutnya adalah tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Aturan ini telah dinyatakan Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya dari Abu Ayyub Al Anshori.
إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَاالشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
"Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat." Abu Ayyub mengatakan, "Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada Allah Ta'ala." (HR Bukhari dan Muslim).
Hadist ini diterapkan sesuai kondisi masyarakat Indonesia, sehingga arah yang harus dihindari justru timur dan barat.
Urusan kamar mandi sebaiknya dilakukan dengan menghadap utara atau selatan.
6. Jangan cebok dengan tangan kanan
Saat buang hajat selesai pastikan membersihkan dengan tangan kiri, bukan dengan tangan kanan.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW dari Abu Qotadah
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى الْخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ
"Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja' dengan tangan kanannya." (HR Bukhari dan Muslim).
7. Memperhatikan adab ketika istinja'
1. Tidak beristinja’ dan menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.
Dalilnya adalah hadits Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.”
2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air atau menggunakan minimal tiga batu (istijmar). Beristinja’ dengan menggunakan air lebih utama daripada menggunakan batu sebagaimana menjadi pendapat Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad dan Ishaq.[28] Alasannya, dengan air tentu saja lebih bersih.
Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan air adalah hadits dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ أَجِىءُ أَنَا وَغُلاَمٌ مَعَنَا إِدَاوَةٌ مِنْ مَاءٍ . يَعْنِى يَسْتَنْجِى بِهِ
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, aku dan anak sebaya denganku datang membawa seember air, lalu beliau beristinja’ dengannya.”
Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan minimal tiga batu adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا اسْتَجْمَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَجْمِرْ ثَلاَثاً
“Jika salah seorang di antara kalian ingin beristijmar (istinja’ dengan batu), maka gunakanlah tiga batu.”
3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air setelah kencing untuk menghilangkan was-was
Ibnu ‘Abbas mengatakan,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَوَضَّأَ مَرَّةً مَرَّةً وَنَضَحَ فَرْجَهُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu kali – satu kali membasuh, lalu setelah itu beliau memerciki kemaluannya.”
Jika tidak mendapati batu untuk istinja’, maka bisa digantikan dengan benda lainnya, asalkan memenuhi tiga syarat: [1] benda tersebut suci, [2] bisa menghilangkan najis, dan [3] bukan barang berharga seperti uang atau makanan.[32] Sehingga dari syarat-syarat ini, batu boleh digantikan dengan tisu yang khusus untuk membersihkan kotoran setelah buang hajat.
8. Diakhiri dengan doa
Setelah urusan kamar mandi selesai maka jangan lupa kembali berdoa.
Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, berikut hadist tentang kamar mandi saat urusan buang hajat dan membersihkan diri telah usai.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ « غُفْرَانَكَ »
Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan "ghufronaka" (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu)." (HR Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan, Ad Darimi).