Dalam rapat menjelang penembakan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo disebut dalam kondisi marah sementara Putri Candrawathi hanya bisa menangis.
Suar.ID -Penembakan Brigadir Jdisebut sudah direncanakan dengan begitu matang oleh Irjen Ferdy Sambo.
Paling tidak begitu penuturan Ronny Talapessy, kuasa hukum Bharada E, salah satu tersangka kasus penembakan Brigadir J.
Menurut Ronny, para tersangka terlebih dahulu menggelar rapat di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo.
Dalam rapat itu, Irjen Ferdy Sambo disebut dalam kondisi marah sementara Putri Candrawathi dalam kondisi menangis.
Ronny bilang begitu saat wawancara dengan TV One yang tayang Jumat (20/8) kemarin.
Rapat itu dilakukan setelah mereka semua datang dari Magelang, Jawa Tengah.
"Jadi memang, ada proses waktu di lantai tiga, ketika klien saya dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua," kata Ronny Tapaessy.
Rapat itu, menurut keterangan Bharada E kepada Ronny, berlangsung sangat singkat.
Dalam rapat itu, menurut Ronny, Bharada E tidak punya motif apa pun dan hanya menerima perintah eksekusi.
Bharada E disebut tak terlibat dalam perencanaan tersebut.
"Jadi perlu saya sampaikan, klien saya tidak berbicara, tetapi klien saya melihat bahwa ibu PC itu ada di ruangan lantai 3," kata Ronny.
"Jadi pertemuannya itu Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR."
Selain itu, Bharada E juga disebut tak banyak tahu apa yang sedang berkecamuk dalam benak dua atasannya tersebut.
"Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah," kata Ronny.
"Nanti detailnya, ini kan nanti menjadi pembelaan di pengadilan."
Kita tahu, Putri Candrawathi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J.
Dia disebut bertugas menggiring Brigadir J ke TKP, ke rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
"(Perannya) mengajak berangkat ke Duren tiga bersama RE, RR, KM, Almarhum J," kata Agus saat dikonfirmasi, Sabtu (20/8/2022).
Selain itu, ada dugaan Putri Candrawathi juga turut mengikuti skenario yang telah disusun oleh suaminya terkait penembakan Brigadir J.
Putri Candrawathi juga disebut turut menjanjikan sejumlah uang kepada para eksekutor.
"(Putri) bersama FS (Ferdy Sambo) menjanjikan uang kepada RE, RR dan KM," kata Agus, seperti diberitakan Tribunnews.
Selain itu, ada nama mantan staf dan penasihat ahli Kapolri, Fahmi Alamnsyah, yang diduga terlibat membantu Irjen Ferdy Sambo.
Alamsyah disebut-sebut terlibat dalam menyusun skenarion soal tembak-menembak juga soal isu pelecehan seksual.
Yang juga menjadi catatan, Fahmi juga disebut membagi-bagikan duit di sekitar kasus penembakan Brigadir J.
"Kami cuma tahu bahwa dia ini operator yang menyusun skenario-skenario setelah penembakan, lalu dia menyusun bersama Sambo bahwa ini tembak menembak," kata Hermawan Sulistyo, penasihat ahli Kapolri, di Kompas TV, Jumat (19/8) kemarin.
"Dia menyusun skenario pelecehan seksual dan publik percaya itu yang menjadi masalah."
Penulis buku Palu Arit Di Ladang Tebu itu juga bilang bahwaFahmi Alamsyah juga terlibat dalam aliran dana di pusaran kasus pembunuhan Brigadir J.
"Kalau yang khusus tadi ke penasihat itu, ada satu penasihat yang bukan hanya kecipratan, tapi dia membagi-bagi duit, gitu," kata Hermawan.