Dalam surat itu tak dijelaskan alasan Bharada E mencabut kuasanya kepada Deolipa Yumara dan Muhammad Boerhanuddin dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Namu dijelaskan, Bharada E menyebut surat itu ditulis secara sadar dan tanpa paksaan.
Di bawahnya pun ada tandatangan Bharada E di atas materai.
Soal surat itu, Deolipa Yumara yakin mantan kliennya sedang berada di bawah tekanan.
Keyakinan itu muncul, seperti disinggung di awal, setelah dia melihat tanda tangan yang dibubuhkan oleh Bharada E.
Deolipa Yumara melihat adanya kode yang diberikan Bharada E menandakan dirinya diduga dalam paksaan.
Deolipa Yumara mengaku memiliki kesepakatan dengan Bharada E terkait surat.
"Waktu kita wawancara ada satu hal khusus yang kita sepakati berdua 'Bharada E, kalau nanti anda ada apa-apa dengan surat-surat baru, ini kode ya. Surat kuasa, atau surat apa pun yang di atas materai'," tutur Deolipa Yumara kepada Bharada E kalau itu dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TvOneNews, Jumat (12/8/2022).
Dalam membuat sebuah surat, Deolipa Yumara dan Bharada E menyepakati harus menyertakan tanggal dan jam di samping materai.
Namun jika dua hal tersebut tidak ada, Deolipa Yumara menyepakai Bharada E dalam paksaan.
"Kalau gak ada itu berarti ada unsur pemaksaan terhadap anda, kalau ada surat yang anda tandatangani," ucap Deolipa Yumara kepada Bharada E.