Proses pengangkatan dan pemulihan terhadap tulang-tulang anak itu pun selesai.
Sisa-sisa kerangkanya kemudian dikirim ke antropolog Erik Trinkaus dari Washington University untuk dianalisis.
Inilah saat penemuan paling mengejutkan terjadi.
Trinkaus menemukan, proporsi tungkai bawah anak itu bukanlah manusia modern.
Namun, lebih mirip dengan Neanderthal.
Di sisi lain, bentuk tengkorak secara keseluruhan menyerupai manusia modern.
Beberapa di antaranya, seperti bentuk telinga bagian dalam, dan karakteristik gigi.
Meskipun, tengkoraknya paling mirip dengan tengkorak manusia modern.
Namun, satu anomali terdeteksi.
Lantaran, lubang di daerah oksipital anak itu memiliki ciri diagnostik dan genetik Neanderthal.
Trinkaus menyimpulkan, anak Lapedo adalah mosaik morfologis, hibrida dari Neanderthal dan manusia modern secara anatomis.
Namun kedua bentuk manusia itu diperkirakan tidak hidup berdampingan lebih dari 28.000 tahun yang lalu di Iberia.