"Rusia ingin mengendalikan reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi sinyal kepada NATO agar tidak ikut campur secara militer," katanya.
Di sisi lain, Igor Novikov yang merupakan mantan penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan kalau ancaman ke Eropa dari fasilitas nuklir yang kini tak aktif ini perlu ditanggapi serius.
“Saya perlu mengatakan dan ini sekaligus peringatan bagi sahabat-sahabat Eropa kami, bahwa Ukraina memiliki 15 reaktor nuklir aktif dan limbah nuklir di Chernobyl: satu mortir meleset, maka semua orang di Eropa menghadapi bencana nuklir besar,” kata Novikov kepada Al Jazeera.
"Semua orang harus memahami bahwa ini bukan hanya tentang Ukraina, seluruh Eropa berada dalam bahaya besar.”
Bencana Chernobyl
Sebelumnya, bencana Chernobyl sempat terjadi di tahun 1986 dan merupakan kecelakaan pada reaktor Pembangkit Listrik tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl.
Diketahui, PLTN ini terletak di Pripyat, Ukraina yang dulu jadi bagian dari Uni Soviet.
Laman Kementrian Luar Negeri Ukraina sendiri sebut kalau total isotop radioaktif yang dilepaskan dari kecelakaan ini 30 kali lebih tinggi dibandingkan ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, pada 1945.
Dampak Bencana
Diketahui, debu radioaktif dari bencana Chernobyl ini kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa.