"Dulu di SD gue ada kayak salat dzuhur berjamaah, imamnya rolling, giliran gue jadi imam, 'PKI PKI, jangan jadi imam,'" ujar Fico.
"Tapi anak SD enggak bisa bedain komunis sama atheis," lanjutnya tertawa.
Berbeda dengan saat masih SD, ketika duduk di SMP, Fico mulai malas membicarakan hal tersebut setiap kali di sekolah masuk bab pelajaran tentang PKI.
Akhirnya dia memilih untuk mengikuti saja apa yang disampaikan oleh gurunya.
"Gue capek kalau harus ngelawan dunia sendirian. Udah lah gue ikutin aja kurikulumnya, toh enggak ada nama kakek gue langsung juga yang dibahas," ucapnya.