Pada tahun 2014, dana minyak bumi menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara.
Tetapi pemerintah telah menghabiskan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008.
Kritik serupa datang dari LSM Timor Leste La'o Hamutuk.
"Total cadangan minyak dan gas hanya cukup untuk mendukung setengah dari tingkat belanja negara saat ini," katanya.
"Ini bisa mengosongkan Dana Perminyakan pada awal 2022," ungkap La'o Hamutuk.
Duta Besar Timor Leste untuk Selandia Baru Cristiano da Costa setuju ini adalah masalah serius.
Meskipun ada masalah, anggaran negara saat ini hanya memiliki pemotongan belanja kecil sebesar 1,5 persen, dan pemotongan yang lebih besar ditunda sambil menunggu pemungutan suara oleh parlemen, katanya.
"Ini adalah situasi yang sangat menantang."
"Ini harus mendorong elit penguasa Timor untuk mulai berpikir tentang bagaimana mengelola situasi ini dengan sangat cepat, karena ini tidak berkelanjutan," katanya.