Suar.ID -Kisah Haru Kakek Ngaku cuma dapat Rp 1.500 Sehari, Fakta Mengejutkan Dibeberkan Sang Tetangga, Donatur Merasa Ditipu.
Beberapa waktu lalu,warga Bandung, Jawa Barat, dibuat terenyuh dengan beredarnya video wawancara seorang laki-laki tua bernama Abah Tono yang mengaku hanya mendapatkan penghasilan Rp 1.500 hingga Rp.2.000 per hari dari hasil memulung.
Bagaimana tidak terenyuh, pria yang mengaku kelahiran 1950 ini, dalam video tersebut mengatakan, uang sebesar Rp 1.500 yang dia dapatkan sudah terbilang besar meski tidak bisa digunakan untuk makan setiap hari.
"Cukup beli minum saja, makan gimana nanti saja,"
"Kadang-kadang makan, kadang-kadang enggak."
"Uang Rp 1.500 kan gede buat Abah mah, bisa buat beli kerupuk," ucap Abah Tono.
Namun ternyata, pengakuan Abah Tono itu tidak sesuai dengan kenyataan di rumahnya.
Sebab, warga Kampung Babakan Sondiri, RT 02/07, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ini ternyata memiliki rumah dua tingkat.
"Malah hampir tiga tingkat walau pun belum beres, sepeda motor juga punya," kata Kepala Desa Pangauban Enep Rusna saat dihubungi Kompas.com.
Banyaknya orang luar desa Pangauban yang hilir mudik keluar masuk desa untuk memberikan bantuan kepada Abah Tono juga menimbulkan kekhawatiran lain.
"Sekarang ini kan musim Covid-19,"
"Sejak viral, jadi banyak tamu keluar masuk ingin tahu rumah Pak Tono."
"Yang kita takut malah nanti ada penularan."
"Makanya tetangganya juga geram, takutnya yang bawa bantuan malah bawa penyakit," tuturnya.
Meski demikian, Enep mengaku tidak akan melarang siapa pun untuk memberikan bantuan langsung kepada Abah Tono.
Meski demikian, dia mengimbau kepada para dermawan agar bisa memperhatikan masyarakat lain yang kondisi ekonominya di bawah Abah Tono.
Selain itu, Enep berjanji bantuan pemerintah Desa Pangauban yang kerap diterima Abah Tono setiap bulan tidak akan dihentikan meski telah membuat malu masyarakat sekitar.
"Bukanya mau menyetop, tapi menurut hemat saya, masih banyak yang harus dikasihani."
"Kalau mau kasih bantuan, jangan karena viral Pak Tono yang membohongi diri sendiri," tuturnya.
Enep menjelaskan, akibat video yang kadung viral tersebut, warganya banyak yang meradang lantaran dianggap tidak peduli dengan keadaan Abah Tono.
Padahal, selama ini Abah Tono hidup berkecukupan.
"Tetangga Abah Tono dicemooh karena dianggap tidak peduli."
"RT RW juga banyak yang tidak terima kalau dibilang Abah Tono buat makan saja susah," tuturnya.
Sebagai pemangku jabatan pemerintahan desa, Enep pun mendapat imbas negatif.
Beberapa orang pejabat menegurnya dan meminta agar dirinya segera membantu Abah Tono.
"Kenyataan, Abah Tono punya rumah bagus,"
"Buat makan juga enggak kesulitan, karena anak-anaknya pada kerja di pabrik-pabrik."
"Terus, bantuan tunai dari desa berupa sembako juga setiap bulan dikasih," ungkapnya.
Sejak video Abah Tono viral, Tono mengatakan, kampungnya sering kedatangan orang-orang kaya yang ingin membantu Abah Tono.
Namun setelah melihat kondisi asli Abah Tono, tidak sedikit para dermawan yang mengaku kecewa dan merasa tertipu.
"Kalau yang mengadu ke saya, ada tiga orang merasa ketipu."
"Ada dua kali saya dengar, dia bilang seperti kena prank, atau apalah gitu."
"Karena banyak yang merasa tertipu, akhirnya yang tadinya mau ngasih bantuan ke Pak Tono malah ngasihnya ke tetangga Pak Tono yang benar-benar miskin," ungkapnya.
Lantaran sudah kadung viral, kondisi kehidupan serta rumah Abah Tono yang tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat akhirnya menarik perhatian sejumlah media massa.
Pihak kepolisian pun sempat mendatangi kediaman Abah Tono untuk meminta penjelasan kepadanya.
Akhirnya, lewat video yang disebar di beberapa media sosial pun Abah Tono juga sudah meminta maaf kepada masyarakat luas yang merasa tertipu dengan kelakuannya.