Suar.ID -Sempat Buat Geger usai Nikahi Gadis 19 Tahun, Ustaz Abdul Somad Ternyata Pernah Lakukan Hal Ini ke Negeri Tetangga Sampai tak Tersorot Media.
Ustaz Abdul Somad sempat muncul di berbagai mediausai menikahi Fatimah Az Zahra.
Fatimah Az Zahra sendiri adalah wanita 19 tahun berasal dari Jombang, Jawa Timur.
Postingan media sosial Ustaz Abdul Somad (UAS) pun kerap menjadi sorotan warganet.
Seperti unggahan UAS di akun instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
Ustaz Abdul Somad pamerkan senyuman sumringah saat dirinya menaiki Harley Davidson tipe touring terbaru.
Ustaz Abdul Somad menaiki moge tersebut ketika dakwah di Malaysia.
Keceriaan Ustaz Abdul Somad itu terlihat dalam status instagramnya, @ustazabdulsomad_official.
Dalam status tersebut, Ustaz Abdul Somad terlihat tengah menjajal sepeda motor Harley Davidson tipe touring terbaru.
Raungan mesin terdengar sangat keras ketika Ustaz Abdul Somad memelintir handle gas.
Dirinya pun tertawa dan sempat berhenti untuk menjejakkan kakidemi merasakan getaran dari mesin bertorsi besar Harley Davidson.
Ada dua kalimat yang disampaikan Ustaz Abdul Somad sebelum akhirnya tinggal landas menunggangi Harley Davidson.
Kalimat tersebut menggambarkan dilema yang dirasakan setiap penunggang Harley Davidson saat berkendara.
Kalimat pertama diungkapkan Ustaz Abdul Somad mengenai beban berat sebelum berjalan.
Beratnya beban itu terlihat sebelum Harley Davidson meluncur atas kendalinya.
Sedangkan, kalimat kedua berisi kata berhenti yang berarti jatuh.
Tidak dijelaskan Ustaz Abdul Somad maksud arti kalimat tersebut.
Hanya saja, setiap pengendara sepeda motor dipastikan akan jatuh apabila berhenti tanpa menjejakan kaki.
Terlepas dari hal tersebut, Ustaz Abdul Somad terlihat bahagia ketika menunggangi Harley Davidson berwarna coklat metalik itu.
Padahal, sebuah Toyota Alphard berwarna hitam terlihat tengah terparkir di depan tempat Ustaz Abdul Somad menginap.
Mobil mewah itu mulai bergerak dan mengikuti Ustaz Abdul Somad ketika meluncur mengendarai Harley Davidson.
Sementara, Ustaz Abdul Somad atau biasa disapa UAS itu bertemu dengan ulama asal Aceh, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau biasa disapa Tu Sop, di Malaysia.
Pertemuan kedua ulama ini berlangsung di Hotel Tamu, Kuala Lumpur, Malaysia.
UAS dan Tu Sop yang sama-sama memiliki background sebagai pendakwah, terlibat perbincangan serius tentang aktivitas dakwah.
Pertemuan yang juga diikuti oleh Tgk H Zahrul Fuadi Mubarak, Mudir Ma'had Ali Samalanga, berlangsung seusai UAS mengisi kegiatan dakwah di Masjid Jamik Kampung Bharu, Kuala Lumpur.
Sementara, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop juga sedang berada di Malaysia dalam rangka mengisi pengajian di sejumlah komunitas masyarakat Aceh di sana.
Dalam pertemuan tersebut, UAS dan Tu Sop berbicara seputar pembagian peran dalam aktivitas dakwah.
"Dakwah harus berbagi peran."
"Kami mengharapkan para ulama di Aceh dapat memberikan pokok pikiran dalam dakwah yang nantinya kami sampaikan, supaya sesuai dengan perkembangan di Aceh," kata UAS yangtelah memperoleh gelar profesor tamu di bidang hadist dari Universitas Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam, melansir Serambi News.
"Kegiatan dakwah ini tidak mungkin dilakukan secara terpisah."
"Oleh sebab itu, para abu, waled, abi, perlu membantu supaya saya paham hal-hal yang saya sampaikan, terutama di Aceh."
"Kita kuatir kalau mimbar dikuasai oleh mereka yang bukan ahlinya," jelasnya.
Tim think tank dakwah di Aceh yang dipimpin Tu Sop dapat menyiapkan materi-materi dakwah.
Sehingga dirinya, kata UAS, bisamendapatkan bahan untuk menyampaikan dakwah.
Menurut Tu Sop, pertemuan itu sebatas silaturahmi setelah cukup lama keduanya tidak berjumpa.
"Silaturahmi anak bangsa."
"Pertemuan ini terjadi karena kita sama-sama punya jadwal di Malaysia dan Brunei."
"Kebetulan kita juga menginap di Hotel yang sama."
"Terjadilah pertemuan itu atas kehendak Allah," ujarnya.
Tu Sop menambahkan, pertemuan dengan UAS karena keduanya dekat sejak UAS datang ke Aceh untuk safari dakwahnya.
“Kita saling mengisi satu sama lain."
"Kekuatan dakwah UAS adalah pada isinya yang padat dan bahasanya yang komunikatif,” kata Tu Sop.