Dalam pertemuan tersebut, UAS dan Tu Sop berbicara seputar pembagian peran dalam aktivitas dakwah.
"Dakwah harus berbagi peran."
"Kami mengharapkan para ulama di Aceh dapat memberikan pokok pikiran dalam dakwah yang nantinya kami sampaikan, supaya sesuai dengan perkembangan di Aceh," kata UAS yangtelah memperoleh gelar profesor tamu di bidang hadist dari Universitas Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam, melansir Serambi News.
"Kegiatan dakwah ini tidak mungkin dilakukan secara terpisah."
"Oleh sebab itu, para abu, waled, abi, perlu membantu supaya saya paham hal-hal yang saya sampaikan, terutama di Aceh."
"Kita kuatir kalau mimbar dikuasai oleh mereka yang bukan ahlinya," jelasnya.
Tim think tank dakwah di Aceh yang dipimpin Tu Sop dapat menyiapkan materi-materi dakwah.
Sehingga dirinya, kata UAS, bisamendapatkan bahan untuk menyampaikan dakwah.
Menurut Tu Sop, pertemuan itu sebatas silaturahmi setelah cukup lama keduanya tidak berjumpa.