Suar.ID - Di kalangan masyarakat Betawi, hidangan tape ketan atau tape uli sangat khas disajikan di momen lebaran.
Tape ketan ini merupakan makanan favorit karena rasanya manis dan gurih beradu menggugah selera.
Tape ketan sendiri dibuat dari ketan hitam yang difermentasi layaknya tape pada umumnya.
Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ternyata proses pembuatan tape sendiri tak bisa sembarangan.
Ada beragam mitos yang dipercaya masyarakat Betawi bahwa banyak syarat yang harus ditempuh dalam membuat tape ketan.
Apa saja mitos membuat tape ini? Bagaimana penjelasannya?
DilansirSajian sedap, berikut ini beberapa mitos yang dipercaya ketika Anda membuat tape ketan.
1. Tidak boleh emosi
Syarat pertama untuk membuat tape ketan adalah kita harus dalam kondisi tenang baik dalam pikiran dan hati.
Untuk itu, kita tidak boleh memendam amarah , kecewa, atau jengkel jika ingin membuat tape ketan.
Konon katanya, rasa emosi dalam proses membuat tape akan membuat hasilnya gagal.
Entah rasanya yang terlalu asam atau butiran ketan yang masih keras.
2. Tidak boleh kotor
Saking tidak boleh kotor dan harus bersih, pembuat tape ketan sebelumnyaharus mandi, keramas, dan berwudhu.
Bahan-bahan yang digunakan pun juga harus bersih.
Selain itu, bagi para wanita tidak boleh dalam keadaan menstruasi saat membuat tape ketan.
Saat proses fermentasi, ketan harus didiamkan selama kurang lebih 3 hari.
Selama proses fermentasi berlangsung, pasangan suami dan istri yang membuat juga tidak boleh berhubungan intim.
Banyak yang mengatakan kalau sampai syarat ini dilanggar, maka hasil tape ketan bisa berlendir.
Waduh, agak ekstrim, tapi sampai sekarang masih banyak yang percaya lho.
3. Tidak boleh berisik
Percaya tidak percaya, ini adalah syarat yang paling unik.
Konon saat mengukus tape ketan, orang yang memasaknya tidak boleh berisik.
Bahkan sebagian besar tidak bersuara dan tidak akan bisa diajak mengobrol.
Mereka baru boleh mengobrol jika ketan sudah selesai dikukus dan hasilnya berhasil.
Nah, kalau kalian lahir di lingkungan suku Betawi, apakah kalian juga masih mendengar mitos-mitos semacam itu?
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Makan Kacang Bisa Membuat Wajah Menjadi Jerawatan?