Suar.ID - Kini kondisi negara Afghanistan sedang menjadi perhatian dunia.
Pasalnya, kini Afghanistan telah jatuh ke tangan Taliban.
Jatuhnya Afghanistan ini ke ke tangan Taliban ini sendiri ruoanya tak lepas dari hengkangnyypasukan asing yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Dilansir Kompas.com, pada Minggu (15/8), juru bicara Taliban urusan politik yang bernama Naeem mengungkapkan pada Al Jazeera Mubasher TV kalau perangnya kini telah usai.
Pernyataan ini sendiri disampaikan Naeem tak berselang lama usai Taliban ini memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul.
Usai Taliban ini memasuki Kabul pada Minggu, Presiden Afghnistan Shraf Ghani pun dilaporkan langsung meninggalkan negaranya.
Ghani pun beralasan kalau ia ingin menghindari pertumpahan darah.
Namun, beberapa orang di media sosial malah mengancamnya sebagai pengecut.
Tak cuma Ashraf Ghani, sosok Abdul Rashid Dostum juga menjadi sorotan dalam insiden kudeta ini.
Melansir dari TribunSolo.com, Abdul Rashid Dostum ini adalah panglima militer Afghanistan yang kabur.
Ia kabur disaat negaranya sedang diserang oleh Taliban.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai jenderal sekutu Amerika Serikat.
Namun, yang kemudian menjadi sorotan yaitu ketika Taliban ini berhasil menguasai rumahnya.
Rumah Abdul Rashid Dostum ini begitu mewah.
Bahkan, rumah ini pun nampak begitu penuh dengan mebel berlapis emas.
Padahal, masih banyak masyarakat Afghanistan yang masih hidup susah.
Terlebih akibat perang saudara yang tak kunjung selesai.
Dilansir The New York Post pada Minggu (15/8), para milisi dengan membawa senjata nampak bersantai di istana mewah seprang panglima perang Afghanistan usai berhasil mengambil alih Mazar-i-Sharif yang merupakan kota terbesar keempat.
Dalam sebuah video, para milisi Taliban bersantai di antara furnitur berlapis emas di rumah Dostum pun beredar di media sosial pada Sabtu (14/8), menurut saluran berita yang berbasis di Arab Saudi, Al Arabiya.
Dostum yang merupakan mantan wakil presiden Afghanistan adalah salah satu dari 2 orang kuat terkenal di wilayah itu yang akhirnya melarikan diri melintasi perbatasan ke Uzbekistan pada Sabtu di tengan kemajuan Taliban dalam merebut wilayah Afghanistan.
Ia pun juga memimpin pasukan militer dan pengikutnya, serta mantan gubernur Atta Mohammad Noor yang merupakan musuh terbesar Taliban dan pemain kunci di Afghanistan sejak 1980-an.
Dostum dan Noor sendiri sebenarnya telah bersumpah untuk melindungi Mazar-i-Sharif bersama pasukan keamanan Afghanistan.
“Mereka tidak akan pernah lolos. Mereka semua akan dibunuh. Saya akan mengubah Afghanistan utara menjadi kuburan Taliban,” sumpah Dostum saat itu seperti yang dikutip dari The New York Post.
Noor juga memimpin pasukan milisi Afghanistan namun gagal dan akhirnya Mazar-i-Sharif berhasil direbut, menurut laporan itu.
Ia pun mengatakan di Twitter kalau dirinya Dostum ini aman, sambil menyalahkan 'konspirasi' atas jatuhnya Afghanistan utara di tangan Taliban.
Jatuhnya Kota Mazar-i-Sharif ini menandai beralihnya kendali seluruh Afghanistan Utara ke tangan Taliban.
Selain itu, Taliban pun berhasil memperluas kekuasaannya dengan merebut Jalalabad,ibu kota provinsi Nangarhar, dan menyisakan kabul yang masih dipegang oleh pemerintah Afghanistan pada Minggu (15/8).
Saat taliban dengan cepat bergerak di Ibu Kota negara Kabul, Presiden Biden pun mengerahkan 1.000 tentara tambahan ke Afghanistan untuk membantu mengevakuasi personel Amerika dan sekutu dari negara yang jatuh dengan cepat ini.