Follow Us

Sumpah Mati Bakal Lindungi Kotanya dari Taliban, Panglima Militer ini Malah Kabur Duluan Saat Afghanistan Jatuh,Rumah Mewah Berlapis Emasnya ini Pun Jadi Sorotan!

Aditya Eriza Fahmi - Rabu, 18 Agustus 2021 | 08:03
Abdul Rashid Dostum, panglima Afghanistan sekutu Amerika yang kabur dari Taliban, rumahnya berlapis emas.
Montase TribunSolo.com

Abdul Rashid Dostum, panglima Afghanistan sekutu Amerika yang kabur dari Taliban, rumahnya berlapis emas.

Dostum yang merupakan mantan wakil presiden Afghanistan adalah salah satu dari 2 orang kuat terkenal di wilayah itu yang akhirnya melarikan diri melintasi perbatasan ke Uzbekistan pada Sabtu di tengan kemajuan Taliban dalam merebut wilayah Afghanistan.

Baca Juga: Lama Nggak Muncul di TV, Dimas Ahmad Tiba-tiba Bikin Geger Netizen karena Postingan Terbarunya, Ada Apa?

Ia pun juga memimpin pasukan militer dan pengikutnya, serta mantan gubernur Atta Mohammad Noor yang merupakan musuh terbesar Taliban dan pemain kunci di Afghanistan sejak 1980-an.

Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
screen shot dailymail.co.uk

Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Dostum dan Noor sendiri sebenarnya telah bersumpah untuk melindungi Mazar-i-Sharif bersama pasukan keamanan Afghanistan.

“Mereka tidak akan pernah lolos. Mereka semua akan dibunuh. Saya akan mengubah Afghanistan utara menjadi kuburan Taliban,” sumpah Dostum saat itu seperti yang dikutip dari The New York Post.

Noor juga memimpin pasukan milisi Afghanistan namun gagal dan akhirnya Mazar-i-Sharif berhasil direbut, menurut laporan itu.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong! Sosok Ini Tiba-tiba Bongkar Sikap Rizky Billar dan Lesti Kejora yang Serahkan Semua Harta ke Oangtua

Ia pun mengatakan di Twitter kalau dirinya Dostum ini aman, sambil menyalahkan 'konspirasi' atas jatuhnya Afghanistan utara di tangan Taliban.

Jatuhnya Kota Mazar-i-Sharif ini menandai beralihnya kendali seluruh Afghanistan Utara ke tangan Taliban.

Selain itu, Taliban pun berhasil memperluas kekuasaannya dengan merebut Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar, dan menyisakan kabul yang masih dipegang oleh pemerintah Afghanistan pada Minggu (15/8).

Saat taliban dengan cepat bergerak di Ibu Kota negara Kabul, Presiden Biden pun mengerahkan 1.000 tentara tambahan ke Afghanistan untuk membantu mengevakuasi personel Amerika dan sekutu dari negara yang jatuh dengan cepat ini.

Source : Kompas.com, TribunSolo.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

Latest