Suar.ID -Sekeluarga Barengan dapat Hidayah, Pengusaha Tajir Ini Mantap jadi Mualaf usai Nasib Jungkir Balik, Ngaku sudah Sunat 30 Tahun Lalu.
Satu keluarga masuk Islam di masjid Cheng Ho Jakabaring beberapa waktu lalu.
Ateng alias Suyono yang merupakan ayah, Ong Mei Lu yang merupakan ibu dan lois Fernando, sang anak secara bergantian mengucap dua kalimat syahadat.
Dimulai dari Lois, dilanjutkan dengan Suyono dan kemudian Ong Mei Lu yang secara bergilir mengucap dua kalimat syahadat.
Suasana pengucapan dua kalimat syahadat berlangsung dengan khidmat.
Proses pembacaan dua kalimat syahadat ini dipimpin oleh H Ahmad Affandi selaku ketua pembina iman tauhid Islam (PITI) Sumatera Selatan. (cr8).
Sebelumnya, Pengusaha terkenal di Palembang Hermanto Wijaya telah resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Raya Citra Grand City.
Kini, namanya jadi Muhammad Hermanto Wijaya.
Proses sakral tersebut dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Gubernur periode 2003-2008 Syahrial Oesman, tokoh masyarakat Kemas H Halim, Ketua MUI Sumsel Aflatun Muchtar, Ustad Sodikun dan tokoh lainnya.
"Saya tidak akan banyak bicara,"
"Hidayah lah yang memangil saya untuk masuk Islam dan ini sudah pangilan hati."
"Perasaan hati sejuk dan lebih tenang," ujar Hermanto, pemilik toko Jaya Raya elektronik di kawasan 16 Ilir, melansir Tribun Sumsel.
Pria kelahiran Palembang 7 Februari 1956 ini menceritakan, sewaktu kecil rumahnya dekat dengan masjid.
Bahkan, sekarang rumahnya berada di seberang masjid.
Kesehariannya juga banyak berinteraksi dengan umat Muslim.
Hal tersebut juga memengaruhi jiwanya untuk masuk Islam.
"Prosesnya butuh dua tahun untuk memutuskan memeluk agama Islam."
"Terlebih, saya sudah mengalami tiga fase, yaitu yang pertama hidup enak, lalu tahun 1998 krisis moneter dan ketiga yang kebakaran toko," katanya.
Menurutnya, saat insiden kebakaran toko, ia banyak dibantu oleh temen-temen muslim.
Perjalanan hidup ini memang semuanya butuh proses.
Untuk itu, ia pun menjelaskan terhadap keluarga dan terhadap etnisnya atas keputusan yang diambil.
"Keluaraga semua terima, cuma kalau mau keluarga semua Islam butuh proses dan waktu," jelasnya.
Usai resmi memeluk agama Islam, Hermanto Wijaya untuk pertama kalinya salat Ashar berjamaah di Masjid Raya Citra Grand City.
Proses mengambil wudu dan salat diajarkan oleh para ustadz.
"Saya sangat senang bisa salat di sini," katanya.
"Namanya baru proses belajar ya."
"Tempat kita dulu juga ada jongkok, tapi jongkoknya tidak sampai habis ke bawah."
"Kalau untuk baca-bacaanya nanti dipandu ustad, bisa privat belajar bertahap," katanya.
Hermanto pun mengatakan akan belajar puasa.
"Saya akan puasa,"
"Tapi kayaknya belum bisa full karena proses belajar dan pastinya saya akan naik Haji, namun prosesnya bertahap," katanya.
Ia juga menuturkan, sudah sunat 30 tahun lalu saat muda.