Laporan itu mengatakan bahwa dari 886 babi di peternakan di daerah Fengyang di kota Chuzhou, 22 telah meninggal dan 62 terinfeksi.
Wabah ini adalah yang kelima sejak Minggu dan relatif dekat dengan empat kasus lainnya di wilayah Provinsi Timur, menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya kecepatan infeksi di wilayah tersebut.
Penyakit ini telah menempuh jarak yang sangat jauh di daerah produsen daging babi terbesar di dunia yaitu di Jiamisu, Heilongjiang, di perbatasan dengan Rusia ke Wenzhou, di Provinsi Zhejiang.
"Kami hanya melihat permulaan. Kami belum melihat akhirnya,"kepala petugas hewan FAO.
Para peneliti percaya virus itu mungkin telah datang ke China melalui makanan yang terkontaminasi yang diumpankan ke babi, itu bisa menyebar ke negara lain dengan cara yang sama.
Meskipun China adalah produsen daging babi utama, sebagian besar produksinya dikonsumsi di dalam negeri.
Banyak negara, termasuk Australia, melarang babi dan produk yang mengandung babi dari China karena risiko pengenalan penyakit ternak lainnya seperti penyakit mulut dan kuku.