Follow Us

Virusnya Makin Liar dan Harus Dikontrol, China Ternyata Menyumbang Separuh Babi di Seluruh Muka Bumi

Adrie Saputra - Senin, 07 Juni 2021 | 06:03
Ilustrasi Babi di China
SCMP

Ilustrasi Babi di China

Suar.ID - Babi dari China pernah menghadapi wabah yang cukup serius.

Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization - FAO - Badan Khusus PBB), yang menjadi ujung tombak upaya internasional untuk mengendalikan virus mematikan babi, telah berencana untuk mengeluarkan rekomendasi bagi pemerintah setelah pertemuan di Bangkok.

Filipina pekan lalu memerintahkan larangan sementara pada babi dan produk-produk terkait babi dari China, Rusia dan empat negara Eropa untuk mencegah demam babi Afrika.

"Lebih banyak negara akan mengikuti kebijakan," kata FAO.

Baca Juga: Detik-detik Babi Misterius Tidur di Kasur Warga Pakai Masker, Pemilik Rumah: Babi Sudah Tidur di Kamar Menantu Saya

Penyakit virus yang menular yang tidak membahayakan manusia, 100 persen fatal bagi babi, menyebabkan mereka meninggal karena penyakit haemorrhagic dalam beberapa hari.

Puluhan ribu babi telah dimusnahkan untuk mengendalikan wabah di China, yang menyumbang lebih dari separuh babi di muka bumi.

FAO menjadi tuan rumah pejabat pemerintah dan industri daging babi dari seluruh Asia Pasifik pada pertemuan tiga hari yang berakhir pada hari Jumat.

"Pada Jumat ini, kami akan datang dengan kerangka kerja untuk aksi prioritas masing-masing negara," kata Wantanee Kalpravidh, manajer regional Pusat Darurat FAO untuk Penyakit Hewan Lintas Batas, pada hari Rabu.

Baca Juga: Nyinyiri Tetangganya yang Tak Kerja Tapi Kaya Hingga Disebut-sebut Berkat Babi Ngepet, Terungkap Sosok Ibu Wati Sebenarnya, Nyatanya Punya Profesi Tak Biasa ini, Apa Ya?

China telah mendeteksi wabah demam babi Afrika di sebuah peternakan Provinsi Anhui, kasus ke-10 sejak wabah pertama virus mematikan ditemukan lebih dari sebulan yang lalu, kata penyiar negara China Central Television pada hari Kamis.

Source : scmp.com

Editor : Adrie Saputra

Baca Lainnya

Latest