Suar.ID -Usai merayakan Idul Fitri 1442 H, pada bulan Syawal ini terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan.
Salah satu diantaranya adalah Puasa Syawal 6 hari.
Untuk diketahui, puasa Syawal ini merupakan puasa sunnah yang dapat dilakukan selama 6 hari di bulan Syawal setelah lebaran Idul Fitri.
Orang yang berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal ini setara dengan berpuasa selama setahun penuh.
Sebagaimana anjuran dalam hadist dalam hadist Abu Ayyub Al Anshari r.a., Nabi Saw.,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Amalan Sunnah ini dikerjakan akan mendapat pahala, sedangkan bila tak dikerjakan maka tak mendapat dosa.
Baca Juga: Inilah Bacaan Niat Puasa Sunah 6 Hari Bulan Syawal dan Tata Caranya
Pada pelaksanaan puasa Syawal ini bila dikerjakan secara berurutan ini maka akan melewati Senin dan Kamis.
Sedangkan pada 2 hari ini umumnya juga dilakukan puasa sunnah.
Lalu, bolehkan menggabungkan niat puasa Syawal dan puasa Senin Kamis ini?
Dilansir BanjarmasinPost.com, para ulama menyebutkan kalau menggabungkan niat 2 ibadah dengan at-Tasyarik fin Niyah atau Tadakhul an-Niyah.
Para ulama pun menyebutkanya“at-Tasyrik fin Niyah” atau “Tadakhul an-Niyah” (menggabungkan niat).
Terdapat kaidah yang diberikan para ulama dalam maslaah menggabungkan niat.
إذا اتحد جنس العبادتين وأحدهما مراد لذاته والآخر ليس مرادا لذاته؛ فإن العبادتين تتداخلان
"Jika ada dua ibadah yang sejenis, yang satu maqsudah li dzatiha dan satunya laisa maqsudah li dzatiha, maka dua ibadah ini memungkinkan untuk digabungkan. (‘Asyru Masail fi Shaum Sitt min Syawal, Dr. Abdul Aziz ar-Rais, hlm. 17).
Dari kaidah ini ada beberapa amal yang bias digabungkan niatnya jika memenuhi 2 syarat.
Yang pertama yaitu amal tersebut jenisnya sama.
Sebagai contoh, salat dengan salat, atau puasa dengan puasa.
Kemudian yang kedua yaitu ibadah yang maqsudah li dzatiha tak boleh lebih dari satu.
Hal ini karena tak boleh menggabungkan 2 buah ibadah yang sama-samamaqsudah li dzatiha.
Dari keterangan di atas ini, puasa Syawal ini termasuk ibadahmaqsudah li dzatiha.
Sedangkan puasa Senin Kamis termasuk ibadahlaisa maqsudah li dzatiha.
Sehingga, niat kedua puasa ini memungkinkan untuk digabungkan dan Insya Allah mendapat pahala puasa Syawal dan puasa Senin Kamis.
Dilansir Rumaysho.com, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah ditanya,“Apakah puasa enam hari di bulan Syawal boleh dilakukan pada hari Senin dan Kamis lantas mendapatkan pahala puasa Senin dan Kamis?”
Jawaban beliau,“Boleh seperti itu dan tidaklah masalah. Pahala yang diperoleh adalah pahala puasa Syawal enam hari dan puasa Senin Kamis.
” إِذَا اتَّفَقَ أَنْ يَكُوْنَ صِيَامُ هَذِهِ الأَيَّامِ السِّتَّةِ فِي يَوْمِ الاِثْنَيْنِ أَوِ الخَمِيْسِ فَإِنَّهُ يَحْصُلُ عَلَى أَجْرِ الاِثْنَيْنِ بِنِيَّةِ أَجْرِ الأَيَّامِ السِّتَّةِ ، وَبِنِيَّةِ أَجْرِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ أَوِ الخَمِيْسِ ، لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى)” انتهى.
“Jika puasa enam hari Syawal bertepatan dengan puasa Senin atau Kamis, maka puasa Syawal juga akan mendapatkan pahala puasa Senin, begitu pula puasa Senin atau Kamis akan mendapatkan ganjaran puasa Syawal.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan pahala yang ia niatkan.” Demikian fatwa dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Fatawa Islamiyyah, 2:154.”
Karena menggabungkan kedua niat ibadah puasa mala mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang diniatkan.