Suar.ID -Sejumlah perawat yang menangani pasien Covid-19 di Wuhan, China, dilaporkan rela menjadi gundul, ternyata ini alasannya.
Keputusan untuk membuat kepala plontos merupakan bagian dari pengorbanan mereka dalam bertugas di garda terdepan kota asal penyebaran virus tersebut.
Sebuah unggahan dari harian pemerintah China, People's Daily, memperlihatkan para perawat memangkas rambut mereka hingga menjadi gundul.
Diwartakan Business Insider, mereka berasal dari Provinsi Shaanxi yang bersiap untuk ditugaskan ke Wuhan.
"Respek! Tim perawat dari Shaanxi menggunduli kepala mereka jelang tugas di pusat virus corona untuk menghindari infeksi silang," ulas People's Daily.
Selain menghindari penularan, menggunduli kepala juga membantu mereka untuk melepas dan memakai pakaian pelindung, demikian laporan Xinhua.
Shan Xia, yang bertugas di Rumah Sakit Rensmin di Universitas Wuhan menerangkan, dia memutuskan memangkas habis rambutnya pada akhir Januari.
Staf rumah sakit di ibu kota Provinsi Hubei tersebut juga mempersingkat waktu dalam merawat pasien, antara lain dengan mengenakan popok dewasa.
Sungguh begitu besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh tim medis.
Beberapa di antaranyta, mereka harus merelakankulit mereka terkena noda karena disinfektan, hingga bekas masker di wajah.
Belum lagi tantangan emosional, karena mereka didera kelelahan karena bertugas terus selama 24 jam dalam menyembuhkan para pasien.
Kepada media AS, The Washington Post, seorang terapis bernama Candice Qin mengatakan, wabah ini menguras fisik dan mental dokter maupun perawat.
"Kami tahu para pasien berada dalam kecemasan tinggi."
"Namun, kami juga harus tahu bahwa tim medis juga merupakan manusia biasa," paparnya.
Seorang Pria Mati Konyol saat Ikuti Pesta Covid-19, Berikan Pesan Terakhir untuk Perawat
Seorang pria berusia 30 tahun dari Texas, Amerika Serikat, meninggal karena virus corona.
Hal itu setelah dirinya menghadiri pesta "Covid-19" yang diselenggarakan oleh orang yang terinfeksi.
Hal itu diungkap seorang dokter, yang menggarisbawahi risiko penularan Covid-19 pada orang yang lebih muda.
Jane Appleby, kepala petugas medis di Rumah Sakit Methodist di San Antonio, mengatakan pria itu mengira virus itu hanyalah bohongan.
Padahal sejauh ini virus tersebut telah menewaskan lebih dari 137.000 orang di Amerika Serikat.
"Seseorang didiagnosis dengan penyakit ini dan mereka akan mengadakan pesta."
"Pesta itu untuk mengundang teman-teman mereka guna melihat apakah mereka dapat mengalahkan penyakit itu," kata Appleby dalam sebuah video yang disiarkan oleh media AS pada hari Minggu (12/7/2020), menyadur dari SCMP.
Appleby mengaku miris kala mengetahuinya, terlebih pria itu merasa menyesali perbuatannya.
"Salah satu hal yang menyayat hati ketika dia mengatakan kepada perawatnya adalah, 'Kamu tahu, kupikir aku telah melakukan kesalahan'."
"Dia mengira penyakit itu tipuan."
"Dia pikir dia masih muda dan tak terkalahkan dan tidak akan terpengaruh oleh penyakit ini," ujar Appleby.
Pihaknya mengaku, justru pasien muda seringkali tidak menyadari betapa sakitnya mereka.
"Mereka tidak terlihat sangat sakit."
"Tetapi ketika Anda memeriksa kadar oksigen dan tes lab, mereka benar-benar lebih sakit daripada yang terlihat," katanya.
Untuk itu, dia meminta orang-orang untuk tidak mengambil risiko serius mengadakan pesta konyol tersebut.
'Pesta Covid' adalah pertemuan yang melibatkan seseorang yang telah didiagnosis dengan virus korona.
Lalu, peserta yang mau berkumpul, akan disebut sebagai orang pemberani.