Dia masih belum bisa mengunyah makanan dengan benar atau minum cairan, jadi harus menggunakan sedotan.
"Setiap hari saya melihat diri saya di cermin dengan wajah tanpa ekspresi dan saya hanya ingin mati," kata Zhao kepada situs GMW.cn.
Saat mengunjungi rumah sakit spesialis untuk pemeriksaan, Zhao didiagnosis mengalami kelumpuhan saraf wajah, umumnya dikenal sebagai kelumpuhan wajah.
Sayangnya, dokter tidak dapat memberi tahu wanita itu berapa lama waktu yang dibutuhkan agar wajahnya kembali normal, atau apakah itu akan permanen.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Habiskan hingga Rp 8 Miliar hanya untuk Perawatan Tubuh, Untuk Apa Saja Ya?
Proses pemulihannya bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, dan ada juga kemungkinan wajah wanita tersebut tidak akan pernah pulih selamanya.
Zhao mengatakan kepada wartawan China bahwa dia adalah wanita yang rutin mengunjungi rumah sakit kosmetik, dan dia telah disuntik filler beberapa kali.
Namun kali ini, prosedur dilakukan oleh dua dokter, yang satu pernah bekerja dengannya, dan yang lain yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Dia yakin bahwa dokter yang terakhir bertanggung jawab atas kelumpuhan di setengah wajahnya.
Wanita muda itu mengajukan pengaduan terhadap rumah sakit kosmetik tersebut, setelah kedua pihak gagal mencapai kesepakatan kompensasi.
Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan bahwa diagnosis medis Zhao tidak menyebutkan filler kosmetik sebagai penyebab kelumpuhan wajahnya, sehingga perusahaannya tidak dapat menyetujui untuk memberikan kompensasi kepada wanita tersebut.