Follow Us

Nasib Siapa Yang Tahu, Dulu Dibuang-buang Bahkan Ditelantarkan Kini Naik Derajat, Harganya Menggila Dan Jadi Buruan Banyak Orang Yang Sakit-sakitan: Inilah Kisah Buah Ciplukan

Moh. Habib Asyhad - Sabtu, 13 Maret 2021 | 16:15
Buah yang naik kasta, begitulah perumpamaan yang rasanya pas untuk menggambarkan buah ceplukan atau ciplukan.
steemit.com

Buah yang naik kasta, begitulah perumpamaan yang rasanya pas untuk menggambarkan buah ceplukan atau ciplukan.

Kadang ia juga tumbuh di tempat lain yang tidak becek, di dataran rendah maupun tinggi.

Orang-orang Bali mengenal buah ini sebagai ciciplukan, sementara orang Madura mengenalnya sebagai nyor-nyoran.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Dicerai Saat Dipenjara Hingga Kena Diabetes, Zumi Zola Tak Tahu Gajinya Sendiri Saat Jadi Gubernur | Gagal Nikah Dengan Syahrul Gunawan, Gadis Cantik Asal Aceh Ini Bereaksi Begini Saat Sang Mantan Cari Pasangan

Orang-orang Sunda di Jawa Barat sana mengenalnya sebagai cecenetan, Jawa Tengah ceplukan.

Tapi lidah orang Indonesia kebanyakan menyebutnya sebagai ciplukan.

Yang mungkin banyak tidak tahu, ciplukan ternyata bukan asli tanaman Indonesaia.

Begini-begini, tanaman yang tingginya mencapai 10 - 80 cm itu barang ekspor, persisnya dari Amerika tropika.

Konon kabarnya, ciplukan dibawa orang-orang Spanyol pada masa penjelajahan orang-orang Eropa abad ke-17.

Masih menurut sahibulhikayat, di Indonesia yang pertama mengenal ciplukan adalah orang-orang Maluku--mereka menyebutnya sebagai daun boba--dan Minahasa (leietokan).

Dari Maluku, buah ini mampir ke Batavia yang kemudian dikenal sebagai cecenet, Jepara (sebagai ceplukan), Bali (keceplokan), dan Lombok (dededes).

Baca Juga: Dicerai saat Dipenjara hingga Idap Diabetes, Zumi Zola kini Malah Mengaku tak Tahu Gajinya Sendiri saat Menjabat Gubernur Jambi: Saya Tidak Ingat

Dari Jakarta baru diperkenalkan ke Sumatra Timur (sebagai leletop).

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular