Yakni berasal daria kata mhinaan “Rattenkonig” digunakan di seluruh 17 th dan 18 th abad untuk menggambarkan orang yang hidup dari orang lain.
Fenomena ini umumnya dikaitkan dengan Jerman karena sebagian besar kasus ditemukan di sana.
Kejadian paling awal dari raja tikus dilaporkan pada tahun 1564 dan melibatkan 25 tikus coklat.
Sejak itu, sebagian besar contoh melibatkan tikus hitam, dan kejadian terakhir dilaporkan pada tahun 1986 di Vendee, Prancis.
Beberapa contoh ditemukan tewas atau bahkan sudah mengeras.
Raja tikus selalu menjadi subjek ketakutan dan takhayul, dan secara historis mereka dipandang sebagai pertanda yang sangat buruk.
Ini karena tikus dianggap sebagai pembawa wabah, dan raja tikus sering dianggap sebagai sumber penyakit.
Mereka biasanya dibunuh setelah ditemukan, tetapi terkadang seorang pendeta dibawa untuk mengusir wabah.
Saat ini, raja tikus dapat ditemukan di banyak museum di seluruh dunia.
Museum Ilmiah Mauritanium di Altenburg, Jerman, memamerkan raja tikus terbesar yang diawetkan, yang terdiri dari 32 tikus.