Penurunan harga minyak dan gas sejak awal pandemi pun tak juga membantu.
Selain itu, hal ini berarti Dili tak harus bekerja sama dengan pemberi pinjaman internasional untuk mengumpulkan dana untuk proyek tersebut, atau dibebani oleh kondisi negara lain.
Kini ladang minyak yang dibanggakan Timor Leste ini sudah memiliki sumber daya yang kian menipis.
Pemerintah Timor Leste pun dinilai terlalu jor-joran dalam membelanjakan uang itu, daripada dana yang dihasilkan dari royalti penjualan minyak saat ini.
"Lebih dari 75 persen sumber daya di ladang Bayu-Undan dan Kitan telah habis," kata dokumen kementerian.
"Sejak 2012, pendapatan minyak dan gas menurun, tahun 2014 pendapatan minyak dan gas memberikan 40 persen lebih rendah kepada Timor Leste dibandingkan 2013," katanya.
"Pada tahun 2014, dana minyak bumi itu menyumbang 93 persen dari total pendapatan negara, tetapi pemerintah membelanjakan dua kali pendapatan sebenarnya dari dana tersebut setiap tahun sejak 2008," jelasnya.
Gegara hal tersebut, Timor Leste pun langsung mendapat banyak kritikan termasuk dari LSM Timor Leste, La'o Hamutuk.
Dia mengatakan, "total cadangan minyak dan gas hanya cukup untuk mendukung setengah dari tingkat belanja negara saat ini."