Setelah itu, dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.
Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitian dengan otopsi, mereka menemukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.
Tak hanya itu, ditemukan cedera pada bagian hati yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.
Baca Juga: Lagi-lagi Tak Muncul sebagai Juri Indonesian Idol, Ari Lasso Positif Covid-19 Usai Manggung
Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin secaratidak langsung merusak jantung."
Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan anti-inflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.
Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin, dua rekan peneliti yang menulis jurnal itu tidak mampu menghadapi komentar lebih lanjut.
Tapi mereka mencatat, dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan sebelum kasus virus corona.
Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapatmengenai penggunaan kortikosteroid.
Kortikosteroid diketahui merupakan suatu kelas hormon steroid yang banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.