Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Korbannya Sudah Mencapai Jutaan Jiwa, Peneliti Syok saat Bedah Jasad Pasien Covid-19 dan Temui Kemiripan dengan Wabah Ini

Ervananto Ekadilla - Jumat, 12 Februari 2021 | 11:15
Para Peneliti syok saat bedah jasad korban Covid-19 dan temui kemiripan dengan wabah penyakit ini.
via Tribun Jatim

Para Peneliti syok saat bedah jasad korban Covid-19 dan temui kemiripan dengan wabah penyakit ini.

Setelah itu, dia mendonasikan tubuhnya untuk bahan penelitian jika dirinya meninggal, namun akhirnya dia benar-benar tewas.

Kemudian setelah ilmuwan melakukan penelitian dengan otopsi, mereka menemukan pada alveoli di kedua paru-parunya mengalami kerusakan.

Tak hanya itu, ditemukan cedera pada bagian hati yang kemungkinan disebabkan oleh virus corona.

Baca Juga: Lagi-lagi Tak Muncul sebagai Juri Indonesian Idol, Ari Lasso Positif Covid-19 Usai Manggung

Ada kerusakan yang kurang substansial pada jaringan jantung, menunjukkan bahwa infeksi "mungkin secaratidak langsung merusak jantung."

Peneliti mengatakan, bahwa pengobatan anti-inflamasi yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak boleh secara rutin digunakan di luar uji klinis.

Wa Fu-sheng dan Zhao Jingmin, dua rekan peneliti yang menulis jurnal itu tidak mampu menghadapi komentar lebih lanjut.

Baca Juga: Pamer Sudah Dapat Vaksin Covid-19 Duluan, Crazy Rich Helena Lim Langsung Kena Damprat Netizen: Padahal Nakes Aja Belum Semua Divaksin!

Tapi mereka mencatat, dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan sebelum kasus virus corona.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapatmengenai penggunaan kortikosteroid.

Kortikosteroid diketahui merupakan suatu kelas hormon steroid yang banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Baca Juga: Kisah Haru Seorang Ibu Melahirkan dalam Keadaan Koma usai Divonis Positif Covid-19, Bak Mukjizat Akhirnya Bisa Bertemu sang Bayi Setelah 75 Hari

Source : The Lancet Serambi News

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x