Tak berpikir panjang, ia memutuskan pergi. Meninggalkan istri dan anak yang tengah berada dalam kandungan.
Esa membawa sejumlah peralatan air dan langsung menyusul rekan-rekannya yang lebih dulu tiba.
Ketika sampai di perairan Kepulauan Seribu, Pesawat Sriwijaya Air yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak nyatanya tak lenyap ditelan bumi.
Serpihan pesawat dan potongan tubuh manusia menjadi bukti kuat bahwa pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut jatuh menghujam laut hingga remuk redam.
Sejak itu, belasan hari Esa tidak menginjakkan kaki di daratan demi menunaikan operasi kemanusiaan pencarian korban pesawat tersebut.
Walaupun memiliki sertifikat penyelam, Esa ditugaskan menjadi pemilah potongan tubuh manusia dan serpihan pesawat Sriwijaya Air.
Tim penyelam berasal dari Basarnas Spesial Grup.
Esa mengibaratkan tim tersebut seperti Kopasus-nya Basarnas.
Di atas KN Sar 103 Wisnu, ia bersama kedua temannya memilah-milah temuan yang berhasil diangkut tim penyelam.